Jakarta, Aktual.co — Melemahya nilai tukar rupiah yang menyentuh level Rp13.000, Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro belum bisa mengambil keputusan cepat. Menurutnya, intervensi hanya bisa dilakukan oleh Bank Indonesia (BI).
“BI akan melihat pergerakan ke depan. Rubble Rusia juga kolaps, seperti kita, mereka termasuk emerging economic. Rusia langsung menaikkan policy ratenya tinggi sekali,” ujar Bambang di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Selasa (16/12).
Lebih lanjut dikatakan dia, pemerintah masih mengamati pergerakan Rupiah. Pihaknya juga akan bekerjasama dengan BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengatasi lemahnya nilai Rupiah.
“Koordinasi dengan BI dan OJK untuk memastikan bahwa kita bisa mengatasi kondisi yang datangnya dari global,” pungkasnya.
Untuk diketahui, siang ini nilai kurs tengah Rupiah menembus Rp12.900 per Dolar AS. Kondisi ini dianggap terparah pasca krisis moneter pada Agustus 1998.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka
















