Jakarta, Aktual.co — Penggunaan energi terbarukan di berbagai daerah di Indonesia baru mencapai sekitar lima persen karena masih memiliki ketergantungan yang besar terhadap bahan bakar fosil, padahal sumber energi terbarukan di Tanah Air dinilai melimpah dan belum diberdayakan sepenuhnya.
“Data pemerintah menunjukkan bahwa penggunaan energi terbarukan di Indonesia baru mencapai angka 5 persen sementara 95 persen lainnya, masih digantungkan pada bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas, dan batubara, yang cadangannya semakin menipis dan tak begitu lama lagi akan segera habis,” kata Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Hindun Mulaika, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (5/5).
Hindun menyayangkan Indonesia masih sangat tergantung kepada bahan bakar fosil, terutama batubara, padahal Pembangkit Listrik Tenaga Batubara adalah sumber emisi karbon terbesar yang merupakan buatan manusia, dan salah satu penyebab terbesar perubahan iklim.
Ia juga berpendapat bahwa batubara juga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang tak bisa diperbaiki, mata pencaharian dan kesehatan masyarakat Indonesia. “Pemanfaatan besar-besaran energi terbarukan harus dimulai sekarang. Potensi energi terbarukan sangat melimpah di Indonesia, dan potensi kelimpahan energi panas bumi mencapai 40 persen dari total cadangan di dunia,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menegaskan, pembangunan energi baru terbarukan di Indonesia merupakan suatu keharusan untuk mencukupi kebutuhan energi secara berkelanjutan.
“Membangun energi baru terbarukan bukan suatu pilihan, tapi suatu keharusan yang harus kita jalankan bersama,” kata Menteri ESDM saat peluncuran program 35.000 megawatt di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (4/5).
Menurut Menteri, jika tidak ditemukan cadangan baru melalui energi baru terbarukan tersebut maka cadangan minyak Indonesia tinggal sekitar 12 tahun lamanya.
Sudirman Said juga mengemukakan bahwa Indonesia membutuhkan setidaknya Rp2.000 triliun untuk membangun energi terbarukan 20 tahun mendatang.
“Indonesia kaya sumber daya alam 20 tahun lalu, dan 20 tahun tahun ke depan Indonesia butuh Rp2.000 triliun untuk membangun energi terbarukan agar kebutuhan energi masyarakat bisa dipenuhi,” kata Sudirman Said saat meresmikan pemakaian ‘city gas’ di Jambi, Sabtu (25/4).
Dia mengatakan Indonesia tidak boleh bergantung pada cadangan fosil sebagai sumber energi, tetapi harus memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti hidro, “geothermal” (panas bumi), dan tenaga surya.
Artikel ini ditulis oleh:

















