Jakarta, Aktual.co — Pemerintah memperkirakan volume impor untuk menutupi defisit penyediaan bahan bakar minyak di dalam negeri bakal mencapai 575 ribu barel per hari (Bph) pada 2015. Defisit BBM bakal terus selama belum ada penambahan kapasitas produksi kilang di dalam negeri.

“Konsumsi BBM meningkat, sementara produksi kilang dalam negeri cenderung stagnan sampai nanti ada penambahan kapasitas dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi di Jakarta, Jumat (12/12).

Menurut Agus Cahyono, pemerintah memiliki dua skema kebijakan penambahan kapasitas kilang BBM yakni pembangunan baru dan meningkatkan kapasitas yang ada.

“Pembangunan kilang baru dimungkinkan melalui APBN murni, kemitraan pemerintah dan swasta (KPS), atau swasta murni,” katanya.

Untuk kilang KPS, pemerintah sudah melakukan studi kelayakan menyangkut teknis, sosial ekonomi, dan konfigurasi kilang tersebut. Pemerintah juga telah melakukan konsultasi pasar di Singapura pada Februari 2015 untuk menjaring investor yang nantinya akan bermitra dengan Pertamina.

Investor kilang KPS disyaratkan memiliki empat hal yakni membawa teknologi tinggi, memiliki kejelasan pasokan “crude”, memproduksi petrokimia, dan memiliki sumber daya manusia yang profesional.

Pemerintah akan memberi kemudahan perizinan, insentif, menyediakan lahan, dan memfasilitasi investor yang akan menjadi mitra Pertamina. Sementara, Pertamina akan menjadi pembeli siaga (offtaker) produk kilang yang direncanakan berkapasitas 300.000 barel “crude” per hari.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka