Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, bergerak menguat sebesar 35 poin menjadi Rp12.303 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.338 per dolar AS.
“Dolar AS melemah seiring aksi sebagian pelaku pasar uang di dalam negeri yang kembali melakukan aksi ambil untung setelah indeks dolar AS mencetak kenaikan cukup tinggi,” kata analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Kamis (11/12).
Kendati demikian, menurut dia, aksi pelaku pasar itu cenderung jangka pendek menyusul masih adanya kekhawatiran investor terhadap masih akan berlanjutnya perlambatan ekonomi Tiongkok dan resiko politik di Yunani.
“Pembalikan arah rupiah ke area negatif cukup terbuka,,” katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, belum keluarnya hasil rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), yang salah satu agendanya membahas tentang suku bunga acuan (BI Rate) membuat transaksi cenderung sepi.
“Sebagian pelakub pasar ‘wait and see’. BI diprediksi akan mempertahankan suku bunga di level 7,75 persen. Namun, pasar ingin mencari petunjuk atas outlook kebijakan BI lainnya seperti asumsi pertumbuhan ekonomi tahun ini dan ke depannya,” katanya.
Sementara itu, Analis Platon Niaga Berjangka Lukman Leong memperkirakan bahwa Bank Indonesia akan kembali menaikan suku bunga sekitar 25 basis poin menjadi 8 persen untuk menjaga kestabilan inflasi yang diekspektasikan akan tinggi pada bulan Desember ini.
“Di tengah ekspektasi inflasi yang akan tinggi, diperkirakan BI akan mengeluarkan kebijakan untuk menaikan BI rate,” katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (11/12) ini tercatat mata uang rupiah tidak bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp12.336 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka
















