Jakarta, Aktual.co —  Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Migas (SKK Migas) menargetkan proyek gas Muara Bakau di lepas pantai Selat Makassar berproduksi mulai kuartal pertama 2017.

Kepala Unit Percepatan Proyek Muara Bakau SKK Migas Eko Hariadi dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (10/12) mengatakan hingga awal Desember 2014 proyek yang dikerjakan kontraktor asal Italia, Eni Muara Bakau BV sudah mencapai 15 persen.

“Kami targetkan produksi mulai awal 2017,” katanya.

Menurut dia, produksi puncak proyek diproyeksikan mencapai 450 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan kondensat 1.500 barel per hari. Proyek Muara Bakau terdiri atas dua lapangan yakni Jangkrik dan Jangkrik North East (JNE). Kedua lapangan terletak di lepas pantai laut Selat Makassar kurang lebih 70 km timur laut Delta Mahakam dengan dengan kedalaman sekitar 450-500 meter di bawah permukaan laut. Lapangan Jangkrik akan berproduksi sebesar 300 MMSCFD dan JNE 150 MMSCFD.

Kepala Humas, SKK Migas Rudianto Rimbono menambahkan, pengembangan gas Lapangan Jangkrik diawali penemuan cadangan di Sumur JKK-1 pada 2009, dilanjutkan JKK-2 dan JKK-3 pada 2010. Sementara, Lapangan JNE dimulai sejak penemuan di Sumur JNE-1 dan JNE-2 pada 2011. Rencana pengembangan lapangan (plan of development) pertama Lapangan Jangkrik disetujui Menteri ESDM pada 29 November 2011. Sedangkan, POD II Lapangan JNE disetujui Kepala SKK Migas pada 31 Januari 2013.

Total investasi kedua lapangan tersebut senilai empat miliar dolar yang terdiri atas Lapangan Jangkrik 2,8 milliar dolar dan JNE 1,2 miliar dolar.

Proyek Muara Bakau mencakup tiga pekerjaan yaitu rekayasa, pengadaan, konstruksi, dan instalasi (engineering, procurement, construction, and instalation/EPCI) 1 untuk unit produksi terapung (floating production unit/FPU), EPCI 2 berupa instalasi fasilitas penerima (receiving facility installation/RFI), dan sistem produksi lepas pantai (subsea production system/SPS).

FPU sebagai sarana fasiltas produks lepas pantai digunakan untuk melakukan prosesan secara terintegrasi antara Jangkrik dan JNE. Fasiltas Jangkrik didisain untuk masa operasi 20 tahun dengan kapasitas 450 juta kaki kubik gas per hari dan 1.500 barel kondensat per hari.

Rudianto menambahkan, selain dua lapangan itu, Muara Bakau memiliki potensi migas di Katak Biru.

“Kami mengharapkan Eni menemukan cadangan yang komersial, sehingga dapat menjaga kesinambungan produksi di masa mendatang,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka