Jakarta, Aktual.com -Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris menilai ada perbedaan antara sikap warga di Bali dengan di Jakarta, terhadap rencana proyek reklamasi.
Di Bali, ujar Fahira, banyak kelompok masyarakat yang gencar menolak reklamasi Teluk Benoa. Lewat berbagai kampanye penolakan, terutama di media sosial, karena menganggap proyek reklamasi akan mengancam lingkungan hidup.
Namun kondisi berbeda terjadi di Jakarta. Kata dia, di Jakarta sebagian besar warganya justru seperti tidak perduli dengan proyek reklamasi Teluk Jakarta. Padahal ancaman kerusakan lingkungannya pun sama.
Kata dia, kondisi serupa juga tak jauh berbeda terjadi di DPRD DKI. Rencana untuk membuat Pansus untuk mengusut reklamasi pun hingga kini masih jadi wacana saja tak kunjung terealisasi.
“Sampai sekarang masih wacana saja, terlalu lama,” ucap putri dari Fahmi Idris, mantan Menteri di jaman Presiden Habibie dan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, di Jakarta, Selasa (16/6).
Sedangkan kenyataannya, kata dia, hingga kini proyek itu masih terus berjalan. “Padahal berbagai pihak mulai dari DPRD DKI Jakarta dan Komisi IV DPR sudah merekomendasikan agar proyek reklamasi ini dihentikan untuk sementara waktu,” ucap dia.
Fahira berharap persoalan reklamasi Teluk Jakarta bisa melibatkan lebih banyak pihak. Mulai dari Gubernur dan DPRD DKI Jakarta, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, termasuk LSM lingkungan hidup. Jika perlu, ujar dia, perusahaan-perusahaan yang ikut dalam kegiatan reklamasi ini juga dipanggil.
Artikel ini ditulis oleh: