Jakarta, Aktual.co — Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi membuat ulasan kritis tentang kebodohan pemerintah pimpinan Jokowi-JK dalam mengambil kebijakan pro rakyat. Adhie mengatakan, kebijakan menaikkan harga BBM untuk mengganjal devisit anggaran adalah langkah anti-neolib yang salah kaprah dan salah sasaran.
Adhie mengatakan, pemahaman selama ini mengatakan, Neolib adalah aliran pemikiran(ekonomi) yang memasrahkan diri kepada mekanisme pasar. Pemerintahan Neolib adalah pemerintahan yang seluruh kebijakannya berpihak kepada (fundamentalisme) pasar (pemilik modal, IMF, Bank Dunia dan Amerika Serikat), dan tidak kepada rakyat.
Agar tidak dibilang rezim Neolib (yang merupakan pintu masuk bagi neo-kolonialisme), kata Adhie, pemerintahan Jokowi bersama JK mengekspresikan kebijakan yang tidak tunduk kepada mekanisme pasar (internasional).
“Maka ketika di pasar internasional harga minyak dan gas turun, dengan demikian biaya listrik juga turun, pemerintahan Jokowi dan JK malah menaikkan harganya. Bahkan harga LPG 3 Kg buat rakyat miskin juga dinaikkan harganya,” ucapnya.
“Terus terang, ini kebijakan “anti-neolib” yang salah kaprah. Kalau langkah menaikan harga migas yang di seluruh dunia justru turun dimaksud untuk mengganjal defisit APBN, sungguh, ini langkah konyol,” cetusnya. 
Juru Bicara Kepresidenan era Presiden Gus Dur ini menjelaskan, kebijakan Jokowi-JK ini mencerminkan kebodohan dan kemalasan berpikir. Mungkin akibat kecerdasan dan akal sehatnya sudah dilumpuhkan. “Sungguh, ini rezim yang menyedihkan!” tuntas Adhie.
Laporan: M Sahlan

Artikel ini ditulis oleh: