Jakarta, Aktual.co — Ilmuwan Amerika, JP Brown sedikit berlega, saat memasukkan benda peninggalan sejarah dunia, Minirdis, Mumi dari Mesir, berusia 2500 tahun, ke dalam peti kayu, dan berjalan lancar.
Konservator Museum dari Chicago AS bersama tiga ilmuwan lainnya terpilih untuk mengangkat dan memasukkan Mumi ke dalam peti kayu yang rapuh. Memakai sarung tangan kedokteran warna biru, mereka perlahan-lahan mengangkat jasad Mumi ke meja laboratorium. Lalu, mengatur kelembaban suhu peti, dan mensterilkannya.
“Menakjubkan, ‘oh my god’ saya merasa gugup untuk mengangkatnya,” kata Brown.
Para ilmuwan yang sudah bekerja untuk konservasi Mumi Minirdis, sejak Jumat lalu, sukses membawa harta sejarah berharga ‘the son of a stolist priest’ tersebut dengan selamat.
Sebelumnya, jasad Mumi itu pernah ditampilkan dalam pameran ‘Mummies: Images of the Afterlife’, di Natural History Museum, di kota Los Angeles, pada September lalu. Mumi wajib dibalsem untuk menempuh perjalanan panjang berikutnya ke Museum of Nature and Science, Denver, pada musim gugur 2016 mendatang.
Untuk diketahui, The Field Museum telah memiliki Mumi sejak tahun 1920-an silam, ketika Lembaga Sejarah itu menerimanya dari Chicago Historical Society. Mumi tersebut bagian dari koleksi Museum dengan 30 koleksi mumi manusia dari Mesir.
“Selalu ada risiko kerusakan,” kata Brown, yang bekerja di laboratorium, dengan meja pemeriksaan plastik tertutup, dimana anak-anak sekolah menyaksikan pekerjaannya sehari-hari dari bilik jendela besar.
“Jadi kami ingin selalu mengurangi resiko rusak sekecil mungkin,” ujarnya.
Di dalam peti mati, Mumi kemungkinan tubuhnya akan rusak. CT scan, yang menghadirkan foto X-Ray, memungkinkan para ilmuwan untuk melihat ke dalam peti mati sebelum membukanya.
Gambar dari dalam peti menampilkan kaki Mumi atau sebagian jari-jari kakinya tidak menjulur keluar. Bila kain kafan atau masker Mumi ada yang robek atau memutar ke arah yang salah, itu juga akan diperbaiki oleh ilmuwan.
Brown bersama rekannya menjamin serta memastikan, debu-debu tidak akan keluar saat Mumi dimasukkan atau dibuka. “Itu tidak akan terjadi.”
Berjalan di sekitar peti mati Mumi saat dibuka, Brown menjelaskan makna dari tanda, warna tertentu pada kain kafan, atau emas berlapis emas pada topeng.
Kata Brown, Minirdis ketika hidupnya, nantinya akan menjadi seorang imam seperti ayahnya. Namun demikian, para ilmuwan tidak tahu mengapa dia meninggal begitu muda.
“Pekerjaan semacam ini harus telaten, penuh dengan perencanaan yang matang dan dites terlebih dahulu sehingga para ilmuwan siap untuk hal-hal di luar dugaan, kata Molly Gleeson, yang bekerja meneliti Mumi, di laboratorium artefak pelestarian mumi Mesir, di Philadelphia .
“Mumi adalah individu yang unik. Mereka benda-benda sejarah unik,” katanya.
“Tidak ada lagi yang seperti mereka (Mumi). Jika kerusakan itu terjadi, kita tidak bisa meletakkan segala sesuatu kembali bersama-sama persis seperti kondisi sebelumnya.”
Artikel ini ditulis oleh: