Jakarta, Aktual.co — Jalak Bali memiliki ciri-ciri khusus, diantaranya memiliki bulu yang putih di seluruh tubuh, kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. Di bagian pipi tidak ditumbuhi bulu berwarna biru cerah, dan kaki yang berwarna keabu-abuan.

“Burung Jalak Bali jantan itu ada jambulnya. Kalau yang betina enggak ada,” terang Edo, penjual burung Jalak Bali di pasar Pramuka, Jakarta Timur.

Dalam mencegah punah, kebun binatang di seluruh dunia menjalankan, beberapa program penangkaran Jalak Bali. Di tanah air, Pemerintah menetapkan Taman Nasional Bali Barat sebagai habitat penyelamatan burung Jalak Bali yang dilindungi oleh Undang-Undang.

“Masyarakat umum boleh merawatnya, asalkan burung itu bersertifikat resmi (Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA),” kata Edo. 

Kelebihan Jalak Bali dibandingkan burung lainnya yakni perawatan yang mudah dan umurnya yang bisa mencapai puluhan tahun.

“Burung ini yang pasti langka. Soalnya cuma ada di Bali. Cara ngerawatnya gampang. Suaranya bagus. Terus kuat hidup 25 tahun. Kebiasaannya itu joget-joget,” ungkap pria ramah dan murah senyum tersebut.

Bahkan, kata Edo, ia juga punya Jalak Bali yang jarang sakit. “Punya saya sudah tiga tahun dipelihara. Enggak pernah sakit. Paling kalau sakit kena flu doang. Jemur saja langsung sehat lagi,” tuturnya.

Di pasaran, harga Jalak Bali sekitar Rp35 juta sepasang. “Jalak Bali yang paling mahal itu aja. Biasanya ambil dari Bali langsung. Kalau di saya, ada surat izinnya jadi resmi,” bebernya menambahkan.

Edo menyarankan, bila penghobi burung mau membeli burung asli Indonesia tersebut, harus sepasang, jantan dan betina. Alasannya agar penghobi juga bisa mengembangbiakkan Jalak Bali agar tidak punah. 

“Kalau beli satu, kasihan soalnya. Dia pasti nyariin pasangannya. Kalau kawin anaknya bisa dua pasang. Berarti empat ekor. Itu tiga bulan juga udah beranak. Bertelor dulu, baru beranak,” sambungnya. 

Artikel ini ditulis oleh: