Jakarta, Aktual.co —Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan pemerintah Indonesia siap mengirim tim identifikasi korban bencana atau “Disaster Victim Identification” untuk membantu otoritas Korea Selatan mengidentifikasi jenazah korban Kapal Oryong 501 yang tenggelam di Laut Bering, Rusia.
“Kami sudah sampaikan kepada pihak Korea Selatan bahwa Indonesia bersedia mengirim tim DVI untuk membantu proses identifikasi postmortem,” kata Menlu Retno di Jakarta, Jumat (5/12).
Menlu juga menegaskan pihaknya terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan tim perwakilan Indonesia yang berada di Pelabuhan Petropavlosk (pelabuhan terdekat dari lokasi kejadian), Moskow, Busan, dan Seoul.
Pada Jumat pagi, Menlu Retno telah berbicara dengan Dubes Korea Selatan untuk Indonesia Cho Taiyoung mengenai kejelasan proses evakuasi yang telah dilakukan serta rencana identifikasi terhadap jenazah yang sudah ditemukan dan saat ini berada di dalam kapal SAR.
“Saya biasa mengontak Menlunya (Menteri Luar Negeri Korsel Yun Byung Se), tapi beliau sedang ada di London. Intinya, kita juga mengharapkan segera ada kejelasan mengenai evakuasi yang sudah dilakukan, dan WNI yang ada di kapal itu kapan akan dibawa ke Busan untuk proses identifikasi postmortem, dan sebagainya. Dari kejelasan mengenai hal itu, kita bisa merancang semuanya,” ujar dia.
“Kemarin (4/12), kita juga sudah menyebar tim untuk memberitahu pihak keluarga, termasuk dari kepolisian yang mengambil data antemortem yang akan kita cocokkkan dengan data data postmortem jika jenazah sudah ditemukan,” lanjut Menlu.
Terkait upaya pencarian korban yang terus dilakukan oleh otoritas Rusia, Korea Selatan dan AS, Menlu menyampaikan pemerintah Indonesia memahami kesulitan tim SAR karena cuaca sangat buruk dan gelombang laut yang tinggi.
Oleh karena itu, Retno menambahkan Indonesia akan terus menjalin komunikasi dan proaktif untuk mengingatkan pihak terkait karena WNI adalah ABK terbanyak di kapal penangkap ikan milik Sanjo Industries, Korea Selatan tersebut.
“Hampir setiap hari saya berkomunikasi, kemarin Dirjen Amerika dan Eropa juga telah berbicara dengan wakil menteri luar negeri Rusia. Kita menjalin komunikasi dengan mereka karena lokusnya ada di otoritas Rusia. Kita perlu bekerjasama dengan Rusia dan Korea Selatan,” ujar dia.
Hingga Jumat sore, dari 35 WNI yang menjadi ABK di Kapal Oryong 501, 14 orang telah ditemukan. Tiga orang selamat dan sebelas orang dinyatakan meninggal dunia.
Selain WNI, terdapat 13 warga Filipina, 11 orang Korsel dan satu pengawas dari Rusia yang menjadi awak Kapal Oryong 501 milik Sajo Industries, Busan, Korea Selatan tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid