Jakarta, Aktual.co — Pergantian pucuk pimpinan Polri tinggal menghitung hari untuk mendapatkan Kapolri baru pengganti Jenderal Polisi Sutarman, pada pertengahan Januari 2015 nanti.
Mantan Danpuspom TNI AD, Mayjen TNI (Purn) Ruchyan mengatakan kapolri mendatang perlulah yang dapat mengembalikan harmonisasi antara TNI-Polri. Konflik TNI-Polri disebabkan oleh lemahnya komunikasi dan koordinasi antara kedua belah pihak.
“Pertikaian TNI-Polri disebabkan karena kurangnya komunikasi yang terjalin di antara kedua belah pihak. Mulai dari tataran anggota di bawah, pimpinan wilayah sampai setingkat jenderal,” kata Ruchyan dalam peryataan tertulisnya yang diterima wartawan, di Jakarta, Senin (22/12).
“Pucuk pimpinan TNI–Polri harus harmonis hubungannya. untuk mengembalikan hubungan yang harmonis, sebaiknya para pimpinan mulai dari tingkat bawah hingga atas perlu duduk bersama,” imbuhnya
Ia berpandangan, Indonesia merdeka dilahirkan oleh rahim persatuan dan kesatuan dari seluruh anak bangsa. Setiap komponen bangsa harus menyadari hal itu guna menjaga falsafah Bhineka Tunggal Ika dan persatuan-kesatuan bangsa.”TNI-POLRI merupakan lembaga perekat bangsa yang menjadi benteng terakhir sistem kedaulatan bangsa,” tandasnya.
Berdasarkan data dari Indonesia Police Watch (IPW), bentrokan TNI-Polri di 2014 tergolong tinggi dibandingkan tujuh tahun sebelumnya. Pada tahun 2007  terjadi 3 peristiwa, 2008 terjadi 2 peristiwa, 2009 terjadi 4 peristiwa, 2010 terjadi 6 peristiwa, 2011 hanya terjadi 1 peristiwa, 2012 terjadi 1 peristiwa, dan 2013 terjadi 4 peristiwa.
Menurut dia, pada 2014 ini setidaknya sudah terjadi tujuh kali bentrok dan perkelahian antara TNI-Polri. Enam di antaranya, TNI bentrok dengan angota Brimob, pada 14 Desember 2014 lalu.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang