Jakarta, Aktual.co —  Mantan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa menegaskan bahwa harus ada perlakuan tegas dari Pemerintah dalam mengawal penggunaan mata uang Rupiah di dalam negeri. Hal ini harus ditindak tegas agar tidak terus-menerus menjadi salah satu sentimen negatif anjloknya nilai tukar Rupiah.

“Di Bali hotel-hotel itu harus kembali ke Rupiah. Lalu Indonesia Powerplan Project (IPP) juga jangan menggunakan mata uang asing, harus dipaksa pakai Rupiah. Di Thailand dan di Filipina semua transaksi dalam negeri dipaksa pakai mata uangnya. Cuma di Indonesia dibayar pakai dolar kok suka,” kata Suharso di Jakarta, Sabtu (20/12).

Ia menambahkan, ke depan Pemerintah merencanakan akan menggenjot infrastruktur di dalam negeri. Tapi itu seharusnya menggunakan hitung-hitungan biaya dengan Rupiah.

“Kalau bangun ini bangun itu lalu menggunakan mata uang asing dalam pembiayaannya yah bagaimana,” ujar mantan politikus PPP itu.

Selain itu, lanjutnya, ke depan juga ada target membangun 35.000 megawatt pembangkit listrik. Tapi itu tadi kalau hitung-hitungannya pakai dolar juga yah bagaimana rupiah kita bisa kuat? Kita kan perlu memerdekakan rupiah di negeri sendiri,” lanjutnya.

“Kalau kita lihat di negara-negara lain, setiap anggaran-anggaran pembangunannya selalu menggunakan mata uangnya sendiri,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka