Jakarta, Aktual.co — Maraknya wisata medis atau “hospital tourism” dalam beberapa tahun terakhir di banyak negara menyebabkan persaingan antar rumah sakit pun semakin meruncing.
“Kami menambahkan banyak fasilitas seperti kafe yang nyaman, selain juga meningkatkan pelayanan, untuk mencegah pasien berobat keluar negeri,” ujar Dirut Rumah Sakit Pusat Mata Nasional Cicendo Bandung Hikmat Wangsaatmadja di Bandung, Rabu (17/12).
Terlebih lagi karena beberapa layanan kesehatan mata seringkali dianggap sebagai kebutuhan pelayanan tersier sehingga Hikmat mengakui banyak yang memilih untuk melakukan operasi seperti LASIK keluar negeri sekaligus berwisata.
“Apalagi sekarang bandara Bandung juga telah melayani penerbangan ke beberapa negara Asia, banyak warga kita yang memilih berobat mata ke negara seperti Malaysia atau Singapura,” ujarnya.
Ketika menerima rombongan Press Tour Kementerian Kesehatan di Bandung, Rabu, Hikmat menunjukkan beberapa penambahan di RS Cicendo seperti kafe, pertunjukan musik hidup maupun pameran lukisan.
Meski sedang direnovasi, memasuki RS pusat rujukan nasional itu tidak seperti memasuki RS pada umumnya yang terkesan kaku dan tidak memperbolehkan kebisingan.
RS Mata Cicendo bahkan mengundang pelukis yang memamerkan karyanya dan bahkan pengunjung juga dapat menyaksikan sang pelukis ketika menciptakan sebuah lukisan.
Penambahan fasilitas-fasilitas itu diakui Hikmat diharapkan dapat menciptakan suasana nyaman bagi pengunjung sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya mahal berobat keluar negeri.
Sementara itu, dalam segi pelayanan, Hikmat mengatakan pihaknya telah meningkatkan kapasitas staf medis dan termasuk memperbarui peralatan dengan membeli mesin paling modern untuk menjamin kualitas layanan.
Medical tourism diakui memiliki potensi besar dan penambahan penghasilan yang lumayan bagi negara yang telah menggabungkan pelayanan kesehatannya dengan paket wisata.
Sebagai gambaran, Kasikorn Research Center memperkirakan pada tahun 2005 ada 1,28 juta orang mengunjungi Thailand untuk wisata berobat.
Sedangkan di Malaysia pada tahun 2006 ada sekitar 300 ribu orang asing yang datang berobat dengan biaya diperkirakan mencapai 59 juta dolar AS.
Singapura diperkirakan merawat 410.000 orang asing pada tahun 2006 atau meningkat 28 persen dari kunjungan tahun 2004.
Secara keseluruhan wisata medis Asia itu diperkirakan mengalami pertumbuhan rata-rata 20 persen pertahunnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















