Jakarta, Aktual.co — Pada pagi hari ini (16/12), nilai tukar Rupiah terhadap dolar kian anjlok ke level Rp12.912. Pemerintah dinilai terlalu menyepelekan fenomena melemahnya nilai tukar tersebut.

Pengamat mata uang Farial Anwar mengatakan, kondisi Rupiah saat ini sangat memprihatinkan dan sangat buruk kinerjanya sehinga dala setahun terakhir menurun signifikan dan menembus level yang seharusnya tidak kita lihat. Bahkan, ia memperkirakan hingga akhir tahun nanti Rupiah tidak akan menguat.

“Pasalnya, hanya tersisa beberapa hari saja menjelang akhir tahun dan kondisi pasar juga sudah tidak mungkin lagi bertransaksi dalam jumlah banyak. Bisa terjadi pembelian dalam jumlah sedikit saja karena tidak ada yang menjual. Dan transaksinya bisa lari ke mata uang dolar sehingga bisa lebih buruk dari yang sekarang,” kata Farial kepada wartawan, Jakarta, Selasa (16/12).

Menurutnya, ada dua faktor yakni internal dan eksternal yang mempengaruhi pelemahan Rupiah saat ini. Di mana sisi eksternal itu terkait rumor Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang akan menaikan suku bunganya.

“Padahal belum teralisasi, tapi efeknya sudah menjungkir balikan Rupiah kita. Tidak seperti mata uang Baht, Peso dan ringgit yang terlihat bisa terjaga. Para petinggi kita juga seharusnya jangan menyatakan rupiah tidak lebih buruk dari yang lain sebab itu bukan mata uang tandingan kita, rupiah sudah belasan ribu mereka masih dibilangan puluhan,” ujarnya.

“Baht 32 per dollar, Peso 44 per dolar, kita kan 12.400-12.500. Ini bukan tandingan kita,” tambahnya.

Kemudian faktor internal, lanjutnya, neraca perdagangan Indonesia yang mengalami defisit selama tahun 2014 sebab jika neraca perdagangan mengalami defisit dapat dipastikan angka impor lebih tinggi daripada angka ekspor. Sehingga dolar AS lebih besar daripada suplai.

“Ditambah lagi pergerakan mata uang dolar dalam aktivitas ekspor tidak masuk ke dalam negeri tetapi para eksportir memarkir dolarnya di Singapura,” terangnya.

Ia menambahkan, selain itu permintaan utang dalam bentuk valuta asing untuk jangka waktu yang tidak terkontrol jumlahnya dari sektor swasta yang tidak melakukan hedging (lindung nilai tukar) sehingga ketika dolar naik, muncul kepanikan dari sektor swasta.

“Nilai tukar ini dibilang ga masalah itu ga bener, para petinggi ini bilang ga masalah, yang penting stabilitasnya. Ini rupiah kita merosot terus, ga stabil juga. Kita tidak punya stabilitas, merosot luar biasa di tahun ini,” pungkasnya.

Untuk diketahui, pada hari ini nilai tukar rupiah yang diperdagangkan Bank BCA dijual di level Rp13.000. Sedangkan Bank Mandiri menjual dolar pada level Rp12.917.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka