Jakarta, Aktual.co — Harga minyak dunia yang terus merosot hingga menyentuh level di bawah USD60 bbl menjadi tamparan tersendiri bagi kabinet Jokowi.

“Dinaikkannya harga minyak beberapa waktu lalu ternyata tidak juga bisa menyelamatkan perekonomian bangsa, rupiah malah semakin merosot tajam dan bukannya naik,” ujar Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Ferdinand Hutahaean kepada Aktual, Selasa (16/12).

Tentu hal ini menjadi sangat membahayakan bagi perekonomian bangsa. Kebijakan tidak berbuah baik, faktanya kenaikan harga BBM itu bukan solusi yang tepat. Rencana Jokowi melakukan evaluasi harga BBM seiring terus turunnya harga minyak dunia harus dievaluasi dengan cermat dan sangat hati-hati.

“Jangan sampai karena mengikuti selera pasar, ekonomi kita malah tumbang dan krisis besar melanda,” jelasnya.

Dirinya memprediksi jika harga BBM disesuaikan atau diturunkan maka nilai tukar rupiah akan semakin terpuruk dan bisa menyentuh level di atas Rp15.000/USD, ini bahaya.

Selain masalah harga minyak, EWI melihat secara umum bahwa kemerosotan ekonomi Indonesia dan perginya investor adalah bentuk ketidak percayaan investor pada kabinet Jokowi.

“Menteri-menteri bidang perekonomian seperti tidak tahu harus berbuat apa, dan hanya sibuk memenuhi sahwat menguasai sumber daya alam secara menyeluruh,” tegasnya.

Menurutnnya, salah satu solusi untuk mendapatkan kepercayaan investor adalah dengan merombak menteri bidang perekonomian seperti Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri ESDM Sudirman Said, menko perekonomian Sofjan Djalil dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di kabinet Jokowi.

“Segera Resufle. Ganti menteri-menteri di bidang perekonomian yang tidak becus bekerja. Jokowi sudah berkoar-koar mengundang investor, tapi faktanya investor malah hengkang, rupiah makin hancur,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka