Jakarta, Aktual.co — Pembangunan lanjutan bandara baru di desa Terinsing Kecamatan Teweh Selatan Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah tahun 2015 terancam batal.
Petugas Bangunan dan Landasan pada Bandara Beringin Muara Teweh, Suriansyah, Jumat (29/5)mengakui pembangunan bandara baru terancam akibat belum adanya kepala bandara yang sebelumnya diganti. “Hingga saat ini kepala bandara yang baru belum ada, padahal semestinya paling lambat Juni-Juli sejumlah proyek sudah dikerjakan, namun sampai akhir Mei 2015 belum dilelang,” kata dia.
Menurut Suriansyah pembangunan bandara baru lanjutan tersebut pada tahun anggaran 2015 yang bersumber dari APBN ini terdapat tujuh paket proyek seperti drainase, dan rumah dinas.
Selain itu, pembangunan jalan 5.000 meter, halaman parkir, landcape, pagar BRC pengaman fasilitas sisi udara setinggi 2,4 meter dengan luas 4.000 meter serta pembuatan gedung workshop seluas 200.00 meter dengan total anggaran sebesar Rp27 miliar. “Meski ada pejabat yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt), namun beliau dan saya tidak berani melelang proyek itu karena kepala bandara definitif tidak ada,” jelas Suriansyah.
Kepala Bandara Beringin Muara Teweh yang sebelumnya dijabat Hery A Batubara mulai terhitung Januari 2015 dan berakhir 15 April 2015 mendadak dimutasi menjadi Kepala Bidang Keamanan Bandara Kabupaten Tarakan, Kalimantan Utara.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Barito Utara, Elpi Epanop mengakui jabatan kepala Bandara Beringin Muara Teweh hingga sekarang belum terisi. “Apabila jabatan kepala bandara kosong atau pengguna anggaran tidak ada, maka tujuh paket proyek lanjutan pembangunan bandara baru Muara Teweh di Desa Terinsing tahun 2015 akan terhambat,” katanya.
Elpi mengatakan, pihaknya sudah menyurati Dirjen Perhubungan Udara terkait kekosongan jabatan kepala bandara tersebut. “Pemkab Barut masih menunggu tanggapan Dirjen Perhubungan Udara dan berharap secepatnya mengisi jabatan kepala Bandara Beringin Muara Teweh, atau menunjuk kuasa pengguna anggaran agar pembangunan bandara uty dapat dilaksanakan,” tegas dia.
Bandara baru yang sedang dibangun itu berada di lahan seluas 180 hektare dan memiliki panjang landasan 2.250 meter dengan lebar landasan pacu 30 meter itu sejak tahun 2006 yang telah menghabiskan dana puluhan miliar rupiah Bandara unu menggantikan bandara lama, Beringin Muara Teweh yang tidak bisa dikembangkan lagi. Bandara ini bisa didarati pesawat Fokker dan Boeing. Bandara ini untuk penerbangan umum dan juga menjadi pendukung pertahanan militer wilayah Kalimantan.
“Selain menjadi bandara komersial, pembangunan fasilitas pesawat terbang ini nantinya akan menjadi markas pendukung pesawat TNI AU,” ujar Elpi Epanop.
Artikel ini ditulis oleh:

















