Wacana pemerintah yang akan melakukan impor Liquefied natural gas (LNG) dari perusahaan Keppel Offshore & Marine asal Singapura. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VII DPR RI Rofi Munawar mempertanyakan kebijakan pemerintah terkait rencana impor Liquid Natural Gas (LNG) dari Qatar.

Terlebih, sebelum pemerintah juga berwacana melakukan impor LNG dari Singapura. Hasrat mengimpor LNG yang berulangkali diungkapkan oleh pemerintahan tersebut menjadi pertanyaan bagia Rofi.

“Rencana importasi LNG ini seakan terasa sangat mendesak, padahal jika diperhatikan neraca gas nasional antara kebutuhan dan ketersediaan masih mencukupi,” kata Rofi Munawar secara tertulis, Rabu (25/10).

Dia melanjutkan, bahwa alasan yang sering disampaikan oleh pemerintah bahwa PT PLN dalam pembangunan pembangkit di Pulau Sumatera membutuhkan gas yang sangat banyak. Hingga pada akhirnya menilai bahwa lebih murah mendatangkan LNG dengan impor dibandingkan dari Indonesia timur dan tengah.

Menurut Rofi alasan itu tidak bisa dijadikan pembenaran. Karena secara faktual, potensi gas nasional Indonesia masih sangat mencukupi dan harganya bisa lebih murah dibandingkan dengan melakukan importasi dari luar. Mengingat secara regulasi, harga gas impor itu maksimal 14% dari Harga Minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) hingga pembangkit PLN.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Andy Abdul Hamid