Jakarta, Aktual.com — Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kementerian Koperasi, I Wayan Dipta, mengkritik pola pengembangan objek pariwisata yang ada di Indonesia belum mampu mendorong sektor ekonomi kecil yang diperankan oleh masyarakat menengah ke bawah.
Menurutnya pengelolaan bisnis wisata didominasi oleh para pemilik modal besar, baik asing maupun investor lokal sehingga para pelaku koperasi kalah bersaing dan menjadi minoritas dalam bisnis pariwisata.
“pengelolaan bisnis wisata ini didominasi swasta baik oleh modal asing maupun investor lokal yang kurang menyentuh kesejahteraan masyarakat sekitar. Adapun koperasi, sebagai salah satu badan hukum Indonesia masih menjadi pemain minoritas dalam bisnis pariwisata,” katanya di Jakarta, Rabu (6/4).
Itu sebabnya Kementerian Koperasi dan UKM terus mendorong peranan koperasi dalam mengelola dan mengembangkan destinasi pariwisata berbasis komunitas, sehingga mampu menyejahterakan anggota koperasi dan masyarakat sekitar.
Dipta menambahkan, upaya yang dilakukan Kemenkop, selain memberikan fasilitas dan bantuan yang bersifat stimulan sebagai modal koperasi, namun Kemenkop juga secara serius mengembangkan model desa wisata.
“Ada delapan desa wisata yang mendapat pembinaan Kemenkop UKM, yaitu Kabupaten Samosir, Sumatera Utara; Desa Sesaot dan Desa Banyumulek di NTB; Taman Laut 17 Pulau dan Kabupaten Ngada dan Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT; Kampung Mempura, Riau; Danau Lut Tawar, Aceh Tengah; Candi Borobudur, Magelang,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan