Caracas, Aktual.com – Presiden Palestina Mahmud Abbas mendesak negara-negara Amerika Latin untuk tidak mencontoh Amerika Serikat (AS) dan keputusan kontroversialnya memindahkan Kedutaan Besar ke Yerusalem dari Tel Aviv, Israel.
“Kami harap beberapa negara lainnya di Amerika Latin tidak ikut memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem, karena itu melanggar hukum internasional,” ucap Abbas seperti dilansir AFP, Selasa (8/5).
Abbas menyampaikan pernyataannya itu, ketika bertemu dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Caracas, Senin (7/5) waktu setempat.
Dalam pertemuan ini, Abbas berterima kasih kepada Maduro karena menolak keputusan kontroversial AS, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan ke Yerusalem.
Selain AS, Guatemala dan Paraguay yang merupakan negara Amerika Latin, juga memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
AS akan membuka kedutaan yang baru di Yerusalem pada 14 Mei mendatang. Presiden AS Donald Trump dipastikan tidak akan menghadiri pembukaan. Namun Trump mengutus delegasi kepresidenan yang akan dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri AS, John Sullivan. Putri Trump, Ivanka dan suaminya, Jared Kushner, yang merupakan penasihat senior Gedung Putih juga masuk dalam rombongan delegasi itu.
Secara terpisah, Guatemala telah mengumumkan bahwa kedutaan Guatemala di Yerusalem akan dibuka 16 Mei, dua hari usai AS membuka kedutaan yang baru di Yerusalem. Sementara itu, Paraguay akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem pada akhir Mei ini. Presiden Paraguay Horacio Cartes dijadwalkan akan berkunjung ke Israel pada 21 atau 22 Mei untuk menghadiri pemindahan kedutaan itu.
Artikel ini ditulis oleh: