Ilustrasi Kaum Quraisy

Jakarta, Aktual.com – Ka’bah semenjak dahulu sudah menjadi tempat yang paling berharga untuk kaum Quraisy, selain sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat yang menghasilkan banyak uang. Karena, banyak peziarah yang datang untuk menziarahi Ka’bah.

Kaum Qurasih senantiasa membersihkan dan merawat Ka’bah dengan baik. Melihat kesuksesan tersebut, Abrahah yang menjadi raja dari negeri Yaman merasa iri dengan apa yang dihasilkan oleh Quraish. Abrahah berusaha membuat Ka’bah tiruan agar bisa menjadi tempat ziarah juga dan dapat menghasilkan banyak uang.

Namun, Ka’bah tiruan yang dibuat oleh Abrahah justru dijadikan sebagai tempat buang air besar oleh kaum Quraish. Mengetahui hal tersebut, Abrahah sangat marah dan bersumpah akan menghancurkan Ka’bah asli yang ada di Makkah.

Untuk membalaskan amarahnya tersebut, ia mengumpulkan gajah dan pasukan penunggangnya. Namun sangat aneh, karena gajah-gajah yang diarahkan ke Ka’bah justru tidak bergerak dan hanya diam saja.

Abrahah yang memang sangat marah tidak kehabisan akal. Ia mencuri semua aset-aset berharga kaum Quraish, begitu juga unta-unta yang dimiliki oleh Abdul Muthalib. Tujuan Abrahah mengambil aset tersebut untuk bernegoisasi. Mereka lebih memilih harta atau Ka’bah dihancurkan.

Kaum Quraish semuanya lebih memilih hartanya dikembalikan. Ketika tiba giliran Abdul Muthalib, Abrahah yang melihat dirinya sangat berwibawa sehingga sangat canggung dengannya. Abrahah terlihat seperti orang kaya yang sangat dekat dengan Tuhannya.

“Apa yang kamu inginkan setelah asetmu kuambil semua?” tanya Abrahah.

“Aku mau unta-untaku dikembalikan,” jawab Abdul Muthalib.

Abrahah tidak menyangka, sebab Abdul Muthalib yang dikira sebagai seorang yang dekat dengan Tuhannya dan tidak memperdulikan hartanya malah justru lebih memilih harta ketimbang Ka’bah.

“Ku kira kamu ini orang yang sangat dekat dengan Tuhanmu dan lebih memilih Tuhanmu ketimbang hartamu,” ucap Abrhah.

“Unta itu milikku, sedangkan Ka’bah adalah milik Tuhan. Jadi apa yang dimiliki Tuhan pasti akan dilindungi oleh-Nya, aku lebih memilih hartaku karena itu milikku dan untuk kebutuhan keluargaku,” jawab Abdul Muthalib.

Tak jauh dari itu, benar saja Abrahah dan pasukan gajahnya hancur tak tersisa. Allah SWT sebagai pemilik Ka’bah akan senantiasa melindungi Ka’bah dari orang-orang yang ingin menghancurkannya.

Waallahu a’lam

(Rizky Zulkarnain)

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra