Beijing, AKtual.com – Kementerian Luar Negeri China pada Senin (13/2) menyatakan keberatan setelah Jepang memperoleh dukungan dari Amerika Serikat dalam sengketa wilayah di kepulauan yang terletak di Laut China Timur.
Dukungan itu diperoleh saat Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Sebuah pernyataan bersama oleh Jepang dan Amerika Serikat, yang dirilis setelah pertemuan dua kepala negara tersebut di Washington, menegaskan bahwa Pasal 5 Kesepakatan Keamanan antara kedua negara juga mencakup perlindungan atas kepulauan yang dikenal dengan nama Senkaku oleh Jepang dan Diaoyu oleh China.
Menanggapi pernyataan bersama tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan bahwa pihaknya “sangat prihatin dan dengan tegas menolaknya” sambil menambahkan kepulauan tersebut sudah menjadi bagian inheren wilayah China sejak zaman kuno.
“Apa pun yang dikatakan atau dilakukan orang lain, hal itu tidak akan mengubah fakta bahwa kepulauan Diaoyu adalah milik China dan tidak dapat mengubah pendirian negara ini, maupun niat teguh kami untuk melindungi kedaulatan wilayah nasional,” kata Geng dalam konferensi pers harian di Beijing.
Amerika Serikat dan Jepang harus berhati-hati terhadap apa yang mereka katakan dan perbuat, kata Geng. Mereka juga harus berhenti mengeluarkan pernyataan yang salah untuk menghindari memperumit persoalan dan membahayakan stabilitas dan perdamaian regional, kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan