Mamuju Utara, Aktual.com — Proyek pembangunan tanggul penguatan tebing sungai di Desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, yang menalan anggaran hingga mencapai miliaran rupiah ambruk.

Atas ambruknya tebing sungai itu mengancam pemukiman dan areal perkebunan masyarakat di daerah itu.

“Proyek yang menelan anggaran miliaran rupiah dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) tahun 2014 itu diduga dikerjakan tidak sesuai bestek sehingga tidak dapat bertahan dan berdayaguna dari ganasnya Sungai Lariang,” kata Malik salah seorang warga Lariang di Mamuju Utara, Jumat (18/8).

Proyek pembangunan penguatan tebing sungai itu anggarannya melalui kantor Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Makassar. Sayangnya, hanya beberapa tahun saja mampu bertahan setelah proyek dinilai tuntas.

“Tebing itu mudah hancur diduga karena sistem perencanaan dan kualitas bangunan yang tidak memadai. Saat proses pembangunan kami duga materialnya hanya diletakkan begitu saja tanpa menggali dasar tanggul yang ada di dalam sungai.”

Malik menuturkan, material batu gajah hanya diletakkan begitu saja tanpa menggali dasar sungai. Makanya proyek yang dikerja oleh Balai Pompengan Jeneberang itu tidak dapat bertahan dari arus sungai Lariang saat intensitas hujan cukup tinggi.

Pascaambruknya tanggul penguatan tebing Sungai Lariang beberapa waktu lalu itu membuat warga yang berada di bantaran Sungai Lariang mulai merasa was-was lantaran khawatir pemukiman dan lahan mereka akan kembali tergerus erosi.

“Masyarakat mulai merasa was-was karena hampir dipastikan saat hujan turun maka ancaman banjir bakal meluas semua lahan milik warga yang ada di bantaran sungai ini.”

Ketua Tim Investigasi LAKIP RI Sulbar Aldin meminta agar aparat penegak hukum melakukan penyelidikan terhadap proyek pembangunan penguatan tebing sungai, yang dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang.

“Bukan tidak mungkin ada indikasi kasus korupsi terhadap proyek ini. Makanya, kami minta agar aparat hukum melakukan penyidikan terhadap kasus ambruknya proyek yang baru berjalan selama dua tahun ini,” pinta Aldin.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu