Jakarta, Aktual.com — Koalisi untuk Keadilan dan Pengungkapan Kebenaran (KKPK) guna memperingati ulang tahun HUT Kemerdekaan RI ke-70 sekaligus memperingati 50 tahun tragedi kemanusiaan tahun 1965 silam, atas kasus-kasus Hak Asasi Manusia (HAM), menggelar acara budaya.
Bekerja Sama dengan Sebuah komunitas Taman 65, mereka menggelar acara tersebut untuk memberikan sebuah jawaban atas masa lalu yang telah terjadi melalui sebuah nyanyian.
Kamala Chandrakirana, Ketua KKPK mengatakan, bahwa malam ini acara yang digelar merupakan serangkaian jawaban atas kejadian yang terjadi di masa lalu. Semua itu dituangkan dalam sebuah lagu.
“Di tengah histeria yang menebarkan kebencian di jalanan dan kampung-kampung yang diarahkan pada apa yang disebut sebagai partai-partai terlarang, aliran-aliran sesat, kafir, atau hujatan-hujatan lainnya. Malam ini kami ingin menjawab kebencian itu dengan nyanyian,” ujarnya saat jumpa pers di Geothe Haus, di Jakarta, pada Jumat (21/8).
Kamala menjelaskan, bahwa acara yang digelar ini memang ditujukan untuk membangun semangat kemanusiaan yang selalu hadir dalam bangsa Indonesia. Dan, tentunya turut memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-70.
“Kami akan menyuguhkan nyanyian-nyanyian yang menyuarakan ‘spirit’ kemanusiaan yang universal dari bangsa Indonesia. Dalam semangat perayaan 70 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia, KKPK bermaksud menegaskan, keyakinan bahwa kemanusiaan yang menghargai perbedaan dan menghormati martabat setiap sosok manusia adalah sumber kekuatan bangsa yang mampu mengalahkan politik kebencian,” papar Kamala.
Menurut Kamala, hadirnya Jerinx dari grup musik ‘Superman Is Dead’ yang bersama-sama mempersembahkan “suara-suara yang hilang” itu dalam sebuah album berjudul ‘Prison Songs : ‘ menjadikan susana lebih menarik.
Tak hanya itu, dia kembali menuturkan, di kesempatan yang sama juga hadir penampilan dari Fajar Merah. yakni anak dari Wiji Thukul, yang saat itu hilang pada kasus 1997/98. Fajar Merah akan menyanyikan lagu dari berbagai syair puisi yang dituliskan oleh sang ayah.
“Malam ini kita juga akan mendengarkan seorang anak muda, Fajar Merah, yang telah memilih untuk melantunkan suara ayahnya yang hilang diculik pada 1997/98 melalui musikalisasi karya-karya puisi ayahnya, yakni Wiji Thukul,” ujar Kamala menutup pembicaraan.
Artikel ini ditulis oleh: