Presiden Joko Widodo (kanan) menyampaikan sambutannya dengan diterjemahkan ke dalam bahasa isyarat oleh petugas (kiri) pada acara puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional Tahun 2015 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/12). Presiden Joko Widodo mengatakan dalam sambutannya bahwa negara harus terus hadir untuk melindungi hak-hak para penyandang disabilitas. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengingatkan Presiden Jokowi agar hati-hati dalam berkomentar.

Hal ini terkait kemarahan Jokowi yang tidak terima namanya dicatut saat mengetahui isi transkrip rekaman yang dilaporkan Menteri ESDM Sudirman Said ke MKD DPR.

“Presiden hati-hati dalam bereaksi, jangan bicara tidak profesional. Semua orang ngomongin Jokowi karena dia rakyat yang paling populer. Tapi apakah ada kerugian negara dalam pertemuan tertutup itu harus dilacak,” kata Fahri, di gedung DPR, Jakarta, Kamis (10/12).

Menurut Fahri, kasus dugaan pencatutan nama presiden dan wakil presiden mengindikasikan adanya konspirasi politik.

Terlebih, sikap Kejaksaan Agung yang terkesan enggan memberikan bukti berupa rekaman original kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI (Baca: Buat Surat Pernyataan, Bos Freeport Tolak Berikan Rekaman ke MKD).

“Menurut saya ini konspirasi sejak awal (kasus ini), motif untuk memindahkan pengadilan ini kepada publik jauh lebih tinggi, daripada menemukan subtansi persoalannya,” katanya.

 

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang