Jakarta, Aktual.co — Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina mengungkapkan bahwa proses tender pengadaan minyak mentah yang dilakukan oleh Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina sudah dilaksanakan. Tender tersebut menghasilkan dua pemenang yakni Socar dengan minyak mentah Azeri sebesar 2 juta barel dan Vitol dengan minyak mentah Nigeria sebesar 2 juta barel. Namun ISC-Pertamina dinilai tidak transparan dalam melakukan tender minyak mentah yang berpotensi merugikan keuangan negara.

“Ada mafia migas baru dalam sistim tender ‘crude oil’ lewat ISC-Pertamina dengan sistim tender yang tidak transparan kepada publik,” ujar Wakil Ketua Umum FSP BUMN Bersatu, Tri Widodo dalam keterangan yang diterima Aktual, di Jakarta Selasa (3/2).

ISC-Pertamina yang akhirnya menetapkan dua perusahaan trader crude oil yaitu Vitol yang bermarkas di Geneva dan terdaftar di negara Belanda, Socar yang bermarkas di Swiss dengan memasok Azeri Crude tidak ada bedanya dengan Petral. Kedua Perusahaan trader ini juga beroperasi di Singapore.

“Vitol dan Socar tidak mempunyai ladang minyak mereka hanya menjadi trader dari perusahaan perusahaan yang mempunyai ladang minyak yang berada di Rusia , Middle East ,Afrika Tengah dan Azerbaijans,” jelasnya.

Menurutnya, Vitol dan Socar jelas tidak memberikan keuntungan bagi Pertamina. Dengan membeli langsung dari Vitol dan Socar, setiap hari Pertamina harus menyiapkan dana sebesar USD100 juta tunai yang harus disediakan oleh 3 Bank BUMN yaitu Bank Mandiri, BNI dan BRI . Sementara ketiga Bank BUMN hanya sanggup menyediakan Dolar perhari sebesar USD20 juta karena ketiga bank BUMN tersebut juga harus melayani corporasi lainnya.

“Berbeda dengan Petral, Pertamina tidak harus menyediakan mata uang USD karena Petral punya fasiltas pengunaan LC dari bank-bank di luar negeri,” ungkapnya.

Keanehan juga terjadi melihat cara ISC-Pertamina membeli Crude Oil, kenapa harus lewat trader seperti Vitol Dan Socar, kenapa tidak langsung saja B to B dengan perusahaan yang mempunyai ladang minyak sendiri.

“ISC-Pertamina tidak perlu mengeluarkan fee untuk trader jika pengadaan langsung B to B, harganya pun akan jauh lebih murah,” pungkasnya.

Pihaknya menuntut trading Crude oil melalui ISC-Pertamina harus ditinjau kembali, termasuk peran KPK untuk memeriksa tender yang memutuskan Socar dan Vitol sebagai pemenang, sistem dan mekanismenya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka