“Oleh karena itu, kami meminta pemerintah melalui Dinas Peternakan untuk memberikan kelonggaran dan ada kemudahan terhadap pedagang daging sapi. Banyak teman kami yang setiap hari rugi, bahkan dalam satu minggu ada yang rugi hingga Rp10 juta,” paparnya.

Masalah lain, kata dia, sulitnya membeli sapi untuk dipotong dan sapi jantan lebih sedikit dan bahkan lebih banyak yang sapi betina, bila dibandingkan sapi jantan dan sapi betina perbandingannya satu dengan lima.

Sementara pedagang daging sapi lainnya, Wawan mengaku setiap hari mengalami kerugian karena sapi yang akan dipotong ke RPH setempat kerap ditolak setelah diperiksa oleh dokter hewan yang bertugas.

“Kami beli sapi di pasar hewan tidak mengetahui apakah bunting atau tidak, seharusnya di pasar hewan disiapkan dokter hewan untuk memeriksa sapi-sapi yang akan dijual dipilah antara yang bunting atau tidak,” katanya.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Situbondo, Aries Marhaento mengatakan bahwa pemerintah sudah membatasi hewan-hewan yang harus dipotong. “Oleh karena itu, katanya, jika ada permintaan kelonggaran peraturan baru pihaknya tidak bisa memenuhinya, dan sepanjang tidak bertentangan dengan aturan, tentu kita penuhi,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara