Jakarta, Aktual.co — Meski terdapat disparitas (perbedaan) harga dalam penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium, PT Pertamina (Persero) menjamin hal tersebut tidak akan menimbulkan penyelundupan.
Menurut Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, perbedaan harga Premium antar wilayah tidak telalu jauh, sehingga keuntungannya lebih kecil jika dibandingkan dengan risikonya.
“Dengan disparitas Rp400 per liter, insentifnya tidak menarik, karena ke Bali perlu berenang, dengan disparitas itu tidak khawatir,” ujar Ali saat bincang-bincang dengan wartawan di Jakarta, Jumat (16/1) malam.
Untuk Jawa dan Madura telah ditetapkan Rp6.700 per liter, untuk Bali menjadi wilayah yang paling termahal dengan Rp7.000 per liter. Sedangkan diluar ketiga wilayah tersebut hanya dibanderol Rp6.600 per liter.
“Kenapa Jawa Madura beda karena Jawa Madura itu sudah menjadi BBM umum, di luar itu Premium menjadi penugasan,” kata Ali.
Lanjutnya, untuk wilayah Jawa dan Madura para pengusaha SPBU masih diperbolehkan mengambil margin atau keuntungan antara lima sampai 10 persen, sedangkan untuk di luar Jawa, Madura, dan Bali, pengusaha SPBU hanya diperbolehkan meraup untung di bawah sekitar lima persen.
“Kenapa Bali Rp7.000 karena pembulatan ke atas, dan adanya pajak bahan bakar kendaraan bermotor kalau di bali 10 persen diluar bali 5 persen,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















