Banda Aceh, Aktual.co — Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, Rabu (25/3) mengeluarkan pernyataan bersama. Dalam pernyataan itu disebutkan peristiwa penembakan itu merupakan unsur kriminal dan harus ditangkap siapa pun pelakunya.
Sementara itu, Din Minimi melalui Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Safaruddin menyatakan dia membantah terlibat dalam aksi penembakan dua TNI tersebut. Safar merupakan aktivis LSM dan pengacara di Aceh yang bisa berkomunikasi dengan Din Minimi.
Wakil Gubernur Aceh, Muzakkir Manaf di Lhokseumawe memastikan tidak ada anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) yang terlibat dalam kasus penembakan TNI itu. Hal itu diungkapkan Muzakkir yang juga Ketua Partai Aceh itu usai peletakan batu pertama Masjid Munawarah di Lhokseumawe.
“Ada yang ingin mengacaukan Aceh. Kita yakin, polisi dan TNI mampu mengungkap siapa pelaku kriminal itu,” pungkasnya.
Seperti diketahui, dua anggota intel Kodim Aceh Utara tewas akibat ditembak setelah diculik kelompok bersenjata api di pedalaman Nisam Antara, Aceh Utara, 23 Maret 2015. Kedua korban adalah Sertu Indra dan Serda Hendrianto.
Kabar penemuan jenazah dua TNI itu telah beredar sejak Senin malam. Pasalnya sejumlah warga dan santri sempat melihat dua jenazah anggota TNI dalam kondisi telungkup, di kebun pinang milik Hj Ramulah warga desa setempat, pinggir jalan Dusun Bate Pila. Keduanya diduga disiksa dan ditembak dalam jarak dekat.
Artikel ini ditulis oleh: