Seoul, Aktul.com – Di tengah penyelidikan meledaknya pesawat Jeju Air nomor penerbangan 7C-2216 yang menewaskan 179 orang penumpang dan awak pesawat, pihak kepolisian Korea Selatan mendapat laporan adanya surat elektronik atau email dari seseorang dengan nama samara yang mengaku bertanggung jawab atas meledaknya pesawat tersebut.
Bukan hanya mengklaim bertanggung jawab atas tragedi Jeju Air, pengirim misterius juga mengancam akan meledakkan beberapa lokasi lain di Korsel. Dilansir dari Yonhap News, email tersebut dikirim pelaku kepada Kementerian Kehakiman Korsel pada Senin pagi (30/12) pukul 08.50 waktu setempat.
”Saya menerima email tersebut yang berisi klaim kecelakaan Jeju Air adalah perbuatan mereka,” kata pegawai Kementerian Kehakiman Korsel saat melaporkannya ke polisi.
E-mail tersebut ditulis dalam bahasa Jepang dan Inggris, dan dikirim oleh seseorang asal Jepang bernama Takahiro Karasawa. Bunyi surat elektronik tersebut juga menyebutkan akan meledakkan bom berkekuatan tinggi di beberapa kota besar di Korsel pada malam Tahun Baru 2025 atau pada Selasa malam (31/12). Menanggapi email ancaman tersebut, Unit Investigasi Siber Kepolisian Metropolitan Seoul langsung menggelar penyelidikan untuk mencari pelaku pengirim email.
Untuk diketahui, nama Takahiro Karasawa juga pernah digunakan oleh pengirim email ancaman serangan bom terhadap beberapa fasilitas publik di Korsel pada empat bulan lalu. Saat itu, seorang pengacara bernama Takahiro Karasawa mengklarifikasi di media sosial bahwa nama dan identitasnya telah dicatut dan digunakan tanpa izin.
Sementara itu, menyusul tragedi jeju Air, hingga Senin malam (30/12) waktu Seoul tercatat sekitar 68 ribu pemesanan tiket untuk maskapai jeju Air telah dibatalkan. Rinciannya sekitar 33 ribu untuk tiket pemesanan penerbangan domestik, dan selebihnya untuk tiket pemesanan penerbangan internasional.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jeju Air nomor penerbangan 7C-2216 rute Bangkok Thailand – Seoul Korsel meledak saat melakukan pendaratan darurat tanpa roda di Bandara Muan Seoul Korsel pada Minggu (29/12) lalu. Saat kejadian pesawat membawa 175 penumpang dan enam awak pesawat, namun dalam kejadian itu hanya dua orang pramugari yang duduk di posisi paling belakang yang selamat. 179 orang meninggal dalam kondisi hangus terbakar.
(Indra Bonaparte)
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain