Jakarta, Aktual.com– Dalam menuntut sebuah ilmu, khususnya ilmu agama. Satu hal yang paling penting adalah beradab kepada seorang guru yang mengajarkan kita akan sebuah ilmu.
Beradab itu sangat penting, bahkan Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata:
“Aku menjadi hamba bagi orang yang mengajariku satu huruf ilmu. Terserah orang yang mengajariku. Ia mau menjualku, memerdekakanku, atau tetap menjadikan aku sebagai hamba sahayanya.”
Dalam kitab Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim fii Adabil Alim wal Muta’alim karangan Imam Badruddin Ibnu Jamaah ada beberapa adab yang harus ditempuh seorang murid kepada gurunya, yaitu:
Pertama, Adab Bertemu Guru
Sebelum bertemu dengan seorang guru, hendaknya seorang murid mendahulukan dalam pencariannya itu dengan istikharah meminta petunjuk dari Allah SWT agar dipertemukan dengan seorang guru.
Dalam mencari sosok guru, seorang murid diharuskan untuk mencari guru yang memiliki kompetensi secara baik, dan tidak meniatkan mencari guru tersebut karena popularitas sosok gurunya.
Selain itu, diharuskan mencari sosok guru yang jelas riwayat belajarnya. Bukan mencari guru yang hanya belajar dari buku-buku saja.
Kemudian setelah bertemu dengan guru yang dicari, haruslah mendahulukan dirinya dengan berakhlak dengan sebaik-baiknya akhlak.
Kedua, Taat Kepada Guru
Hendaknya seorang murid mengikuti gurunya dalam berbagai urusan, dan tidak keluar dari pendapat maupun aturannya. Akan tetapi, keadaanya bersama guru seperti orang yang sakit bersama seorang dokter ahli, dia bermusyawarah terhadap apa yang akan dilakukan, berusaha mencari ridhanya dalam sesuatu yang dikerjakannya, serta memuliakannya dengan berkhidmah kepadanya sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT.
Ketiga, Hormat Kepada Guru
Adab yang ketiga, yaitu hendaknya seorang murid itu memandang guru dengan pandangan penghormatan dan meyakini padanya derajat kesempurnaan, karena dengan seperti itu bisa lebih berpotensi untuk mendapatkan manfaat darinya.
Keempat, Mengetahui Hak dan Tidak Melupakan Jasa Guru
Seorang murid haruslah senantiasa mengetahui hak gurunya dan tidak melupakan jasanya. Syu’bah pernah berkata:
كنت اذا سمعت من الرجل الحديث كنت له عبدا ما حيي
“Jika aku mendengar hadits dari seseorang, maka aku adalah hambanya selama hidupnya,”
Kelima, Sabar Terhadap Sifat Guru
Di dalam adab yang kelima ini, seorang murid haruslah bersabar atas tingkah atau perbuatan guru yang tidak baik, atau sifat tak acuhnya agar perkara-perkara tersebut tidak mengalanginya untuk tetap bermulazamah kepadanya.
Itu semua dilakukan ketika seorang murid sudah benar-benar bertemu dengan guru yang benar-benar mengajarkan dirinya untuk bisa dekat dengan Allah SWT.
Waallahu a’lam
(Rizky Zulkarnain)
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra