Jakarta, aktual.com – Maulana Syekh Yusri Rusydi Sayyid Jabr al-Hasani melanjutkan pembahasannya terkait dengan adab hamba ketika berada di Alam Hikmah dan Alam Qudrah.
Imam Abu Jamrah mengomentari sabda baginda Nabi SAW:
إِذَا نَعَسَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ يُصَلِّى فَلْيَرْقُدْ حَتَّى يَذْهَبَ عَنْهُ النَّوْمُ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا صَلَّى وَهُوَ نَاعِسٌ لاَ يَدْرِى لَعَلَّهُ يَسْتَغْفِرُ فَيَسُبَّ نَفْسَهُ
“Apabila kalian mengantuk ketika sedang shalat, maka tidurkan lah hingga rasa ingin tidur itu benar-benar telah pergi. Karena sesungguhnya ketika kalian shalat dalam keadaan ngantuk, maka dia tidak sadar, berharap untuk meminta ampunan, justru mencaci maki dirinya,” (HR. Bukhari).
Dalam hadits di atas terlihat bahwa perintah baginda Nabi untuk tidur ketika mengantuk adalah mengisyaratkan untuk mengikuti peraturan alam hikmah.
Karena alam hikmah mengatakan, bahwa rasa mengantuk ini tidak akan hilang kecuali dengan tidur, adapun datangnya rasa kantuk dan rasa ingin tidur adalah merupakan penampakan qudrah. Di dunia ini, hikmah telah bersembunyi di alam qudrah, sehingga kita harus tetap mengambil asbab (sebab) untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan (akibat).
Seorang yang ingin menghilangkan rasa dahaga, tidaklah mencukupkan diri hanya dengan berdo’a, akan tetapi ambillah air dan meminumnya. Akan tetapi perlu diketahui, bahwa qudrah adalah di atas hikmah, dimana Allah ketika berkehendak mampu memberikan kesembuhan tanpa berobat, memberikan rasa kenyang tanpa melalui makan, dan memasukkan hambanya ke sorga meskipun tidak melakukan ketaatan.
Karena Allah adalah maha melakukan apa yang Ia kehendaki, sebagaimana firmanNya:
وَإِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Dan ketika Allah menghukumi sesuatu, maka sesungguhnya Allah akan berkata kepadanya ‘jadilah’, maka akan jadi,”(QS. Al Baqarah:117).
Qudratullah di atas hukum sebab akibat, karena Allah adalah Maha Kuasa.
Alam qudrah ini juga disebut dengan alam “كن” yang artinya ‘Jadilah’, karena tanpa melalui hukum sebab akibat. Maka dari itulah alam surga ini adalah merupakan alam qudrah, karena para penghuninya ketika menginginkan sesuatu maka ia akan mendapatkannya tanpa susah payah mengusahakannya. Ketika ingin buah-buahan, maka tidak perlu menanamnya terlebih dahulu, begitu juga dengan semua kenikmatan surga lainnya.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فِي رَوْضَاتِ الْجَنَّاتِ لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
“Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh maka mereka berada di taman-taman sorga, bagi mereka apa-apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhannya. Dan yang seperti itulah karunia yang sangat besar,” (QS. As-Syura:22).
Wallahu A’lam.
Sumber Ahbab Dr Yosry Gabr
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain