“Tapi kita memang harus sabar dalam menghadapi cobaan ini. Proses alam yang terjadi ini memang harus dilalui. Semoga kita bisa bersama-sama dalam melalui cobaan ini. Saya yakin, setelah hadirnya cobaan, berikutnya akan hadir banyak kebaikan dan keberkahan. Badai pasti berlalu,” jelas Sembiring.

Sementara, Kepala Bidang Mitigasi PVMBG Gede Suastika menjelaskan proses vulkanologi yang terjadi di Gunung Agung. Meski sejumlah teori sudah digunakan, saat ini tinggal menunggu apakah Gunung Agung akan meletus, atau sebaliknya, levelnya turun dari Awas.

“Setelah melalui proses hinga ditetapkan levelnya menjadi Awas, saat ini yang bisa kita lakukan adalah menunggu. Jika melihat dari hari ke hari, memang terjadi intensitas peningkatan, seperti gempa yang terus berlangsung,” ujar Suastika.

Meskipun begitu, menurut Suastika, tak ada yang bisa memastikan kapan Gunung Agung akan meletus. “Yang terpenting saat ini adalah masyarakat mengikuti imbauan yang telah diberikan pemerintah untuk mengambil langkah langkah penyelamatan. Sehingga, suatu ketika Gunung Agung erupsi, bisa meminimalisir tingkat korban dan kerugian,” papar Suastika.

Kemeriahan mewarnai aksi Pertunjukan Rakyat “Waspada Gunung Agung, Perhatikan dan Taati Langkah Langkah Penyelamatan” yang diselengarakan Kementerian di sejumlah titik pengungsian di Karangasem, Bali. Seperti yang terlihat pada Senin (9/10) malam, di Pengungsian Tenganan, Karangasem.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid