Jakarta, Aktual.co — Asia Development Bank (ADB) mengharapkan perekonomian Tiongkok tumbuh 7,2 persen tahun ini, lebih cepat dari target yang ditetapkan oleh Pejabat Negara. Perkiraan tersebut lebih besar dari target prekonomian Tiongkok yang ditetapkan oleh Beijing sebesar tujuh persen.

Perekonomian Tiongkok tumbuh 7,4 persen tahun lalu, yang menandai perlambatan pertumbuhannya dalam 24 tahun terakhir. Hal tersebut dikatakan ADB Manila karena investasi di Tiongkok lemah, terutama di bidang properti.

“Ini adalah tingkat yang jauh lebih moderat daripada pertumbuhan rata-rata 8,5 persen pada periode sejak krisis keuangan global,” ujar ADB Manilla dalam siaran pers-nya, demikian dilansir BBCBusiness, Kamis (26/3).

Sementara itu, ekonomi Tiongkok melambat, pembangkit ekonomi lainnya, yaitu India diharapkan untuk memacu pertumbuhan di wilayahnya.

Ekonomi terbesar ketiga di Asia itu diperkirakan ADB tumbuh pada tingkat yang lebih cepat dari Tiongkok dengan memperluas keuangannya sebesar 7,8 persen pada 2015, yang berakhir pada bulan Maret 2016,

“Momentum ini diharapkan dapat membangun pertumbuhan keuangan sebesar 8.2 persen pada 2016, dibantu oleh pelonggaran diharapkan dari kebijakan moneter dan belanja modal,” kata ADB.

Upaya pemerintah India untuk menghapus hambatan struktural adalah dengan meningkatkan kepercayaan investor, tambahnya. Dan, perkiraan ADB pada 2015 untuk pertumbuhan ekonomi India adalah di bawah target resmi pemerintah hingga 8,5 persen.

Menjelang rilis prospek ADB untuk wilayah tersebut, Presiden Bank ADB dan Infrastruktur Asia China yang dipimpin Investment Bank (AIIB) bisa saling melengkapi. Pada akhir pekan, Kepala Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde mengatakan IMF akan senang untuk bekerja sama dengan AIIB.

Namun demikian, AS telah mengkritik Inggris dan negara-negara lain untuk mendukung bank tersebut. AS khawatir bahwa AIIB bisa menjadi saingan Bank Dunia, dan digunakan sebagai ‘serangan’ oleh Beijing untuk memperluas wilayahnya.

Artikel ini ditulis oleh: