Garut, Aktual.com – Sebuah grup penyuka sesama jenis di media sosial (medsos) Facebook telah menggegerkan masyarakat. Grup bernama ‘Gay Garut’ ini beranggotakan ribuan orang, termasuk pelajar SMP/SMA di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Berdasar penelusuran Aktual pada Selasa (9/10), grup Facebook ini sudah tak aktif lagi. Namun, sebelumnya dikabarkan jika anggota grup ini mencapai 2.500 orang.
Setelah menggegerkan masyarakat pada Senin (8/10) kemarin, sejumlah anggota grup ini menyadari jika grup tersebut sedang ramai dibicarakan orang.
Salah satu akun pun meminta agar admin untuk menutup grup ini untuk kemudian membuat grup yang lebih tertutup.
“Kalau berdasarkan yang ramai diperbincangkan, anggota tidak hanya dari Garut, ada juga dari kota tetangga, seperti Jakarta, Bandung dan Bogor. Dari luar Jawa Barat juga ada,” ungkap Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna kepada wartawan di kantornya, Garut, Senin (8/10).
Pihak kepolisian sendiri sudah melakukan penyelidikan dengan mengerahkan tim Reskrim.
Wakil Bupati Garut, Helm Budiman pun ikut angkat bicara mengenai hal ini. Ia mengakui, jumlah gay di wilayahnya telah mencapai ribuan orang.
“Jumlah di Facebook itu memang 2.500 orang, tapi bukan berarti sedikit. Karena pasti banyak yang tidak gabung di Facebook juga,” ujar Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, kepada wartawan di kantornya, kemarin.
Berdasar data yang dihimpun Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Garut pada 2014 silam, Helmi menyebut jumlah Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender (LGBT) di Garut telah mencapai belasan ribu orang.
“Pada 2014, departemen kesehatan memprediksi preparasi dari Jumlah di Garut ini kurang lebih bisa mencapai 12 ribu,” katanya.
Grup Facebook beranggotakan kelompok gay pelajar ramai jadi buah bibir di kalangan masyarakat Garut. Grup itu mendapat kecaman dari berbagai pihak. Salah satunya Majelis Ulama Indonesia.
“Sangat prihatin, apalagi Garut ini menuju Garut Bertakwa. Bagaimana bisa menciptakan Garut bertakwa sedangkan generasi mudanya bejat moral kayak gini. Ini sangat menjijikan,” ungkap Ketua MUI KH Sirojul Munir kepada wartawan di kantor Setda Garut, Jalan Pembangunan, Tarogong Kidul.
MUI meminta semua pihak terutama polisi untuk bersama-sama menangani kasus ini dan menanggulangi perilaku seks menyimpang.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan