Pengamat AEPI, Asosiasi Pengamat Ekonomi Indonesia Salamudin Daeng, Wakil Ketua LKKNU, Luluk Nurhamida, Direktur Alvara, Hasanuddin Ali, Dosen FE UI, Berly Martawardaya menjadi narasumber pada acara diskusi di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (23/2/2016). Diskusi tersebut membahas tema "Tak Pa Pa Tolak TPP".

Jakarta, Aktual.com – Peran dana haji saat ini dianggap sangat strategis, apalagi ternyata dana haji yang mengendap di perbankan itu sudah mampu menyelamatkan kondisi keuangan perbankan dari kebangkrutan.

Sejauh ini dana haji itu tersimpan dalam kotak pandora, yakni bank-bank pemerintah, bank swasta dan asing maupun dalam Surat utang negara (SUN).

“Karena strategisnya itu, maka dana haji itu adalah pelampung penyelamat pemerintahan Jokowi dan sektor perbankkan nasional. Dana haji memang digunakan sebagai bantalan kas pemerintah bersama dana Jamsostek, Taspen, Asabri atau tabungan TNI dan POLRI,” ungkap ekonom AEPI, Salamudding Daeng, Minggu (30/7).

Disebut penyelamat, kata dia, karena bunga atas dana-dana itu sangat tinggi. Terutama dana haji. Bagi pemerintah dan dunia perbankan, disebutnya, dana haji itu sangat aman karena pasti tidak dicairkan oleh pemiliknya.

“Makin lama orang naik haji, makin bagus dana itu bagi pemerintah dan bank. Itulah mengapa sekarang orang naik haji makin lama, bukan semata-mata karena kuota, akan tetapi karena desain sektor keuangan.

Bunga setahun seharusnya sanggup memberangkatkan jamaah haji Indonesia jatah setahun 250 ribu orang secara gratis.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid