Pemandangan menunjukkan jalan yang rusak dengan karung pasir sebagai pembatas di distrik Saif al-Dawla Aleppo, Suriah, 6 Maret 2015. ANTARA FOTO/REUTERS/Hosam Katan/File Photo/cfo/16

Jakarta, Aktual.com- Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) mengingatkan pemerintah agar tidak terjebak membawa hubungan Internasional Indonesia ditengah kancah konflik global.

Merapatnya hubungan Indonesia dengan negara Iran yang diketahui sebagai pendukung pemerintah Suriah pada krisis kemanusiaan di kota Aleppo, kemudian terbentuknya aliansi negara-negara yang dipelopori Arab Saudi untuk melawan pemerintah Suriah atas konflik tersebut, menempatkan Indonesia pada posisi yang berpotensi merugi secara ekonomi.

Pasalnya menurut Peneliti dari Asosiasi Ekonomi-Politik Indonesia (AEPI), Dani Setiawan, bukan tidak mungkin Indonesia akan dikucilkan oleh negara-negara aliansi tersebut jika tidak melihat persoalan dengan jernih.

“Entah itu kebetulan atau tidak, saat bersamaan kunjungan Presiden Jokowi ke Iran, Kota Aleppo jatuh ke tangan pemerintah Suriah. Kemudian adanya pembentukan aliansi negara-negara oleh Arab Saudi, namun tidak melibatkan Indonesia. Indonesia harus hati-hati agar tidak dimusuhi dari kubu manapun, walaupun kerjasama Iran-Indonesia atas kepentingan ekonomi,” katanya di kawasan Cikini Jakarta, Minggu (18/12).

Untuk itu sarannya, Indonesia harus mampu menyeimbangkan hubungan Internasional dan tidak terlibat konflik atau mendukung kubu manapun.

Bahkan, dengan sikap Indonesia bebas aktif dalam hubungan Internasional, hendaknya Indonesia memainkan peranan atau memanfaatkan untuk menjadi penengah atau menjembatani supaya terciptanya perdamaian.

“Saat ini Indonesia belum memainkan peranan itu, seharusnya Indonesia menjadi wadah yang menjembatani perdamaian. Jangan sampai politik luarnegeri bebas aktif disalahgunakan menjadi oportunis yang akhirnya dikucilkan atau dimusuhi dari negara-negara yang bertikai,” tandasnya.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby