Warga memeriksa meteran listrik di Rumah Susun Bumi Cengkareng Indah, Jakarta, Sabtu (21/1). Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM menyatakan tarif listrik daya 900 VA non-subsidi akan naik per KWh sebanyak 32 persen. Kenaikan tersebut akan dilakukan bertahap dalam tiga bulan ke depan, pada bulan Januari-Maret-Mei. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamudin Daeng mengatakan bahwa Menteri ESDM, Ignasius Jonan menjadi algojo yang paling efektif dalam pemerintahan Jokowi-JK. Bagaimana  tidak, dalam hanya dalam benerapa bulan menjabat, Jonan telah menaikkan tarif listrik secara bertubi-tubi.

Terutama kenaikan tarif listrik per 1 Mei yang diketahui bertepatan pada hari buruh. Kenaikan tersebut menjadi kado pahit dan sangat menyakitkan bagi rakyat kecil khususnya kaum buruh.

“Menteri ini telah memperlihatkan dirinya sebagai eksekutor paling efektif dalam menghabisi, memenggal hajat hidup rakyat. Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2016 merupakan kado paling menyakitkan bagi buruh yang tengah merintih akibat siatem upah murah,” ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (4/5).

Lebih lanjut dikataka bahwa kebijakan ini secara langsung memukul kehidupan lebih dari 17 juta rumah tangga atau sekitar 70 juta penduduk Indonesia yang pada umumnya merupakan  masyarakat kelompok rentan kemiskinan.

Belum lagi kebijakan kenaikan tarif dasar listrik ini akan memicu inflasi terutama menjelang bulan puasa. Sehingga kebijakan pemerintah makim memperburuk ekonomi nasional.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka