Jakarta, Aktual.co — Dalam enam bulan pemerintah Presiden Jokowi-Jusuf Kalla telah melakukan penaikkan beberapa harga kebutuhan pokok, seperti penaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM), Elpiji hingga pajak.
“Menaikan harga merupakan strategi utama pemerintahan Jokowi untuk mengejar setoran. Pengalaman Presiden Jokowi sebagai pedagang, menjadi pelajaran bahwa pedagang biasa untung besar jika harga daganganya naik,” ujar peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng, di Jakarta, Selasa (7/4).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa Jokowi mempertahankan Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditopang oleh konsumsi. Padahal sebagian besar konsumsi masyarakat untuk membeli kebutuhan dasar dan kebutuhan pokok, yang mau tidak mau harus dipenuhi. Dengan kenaikan harga, maka nilai pengeluaran belanja masyakat akan meningkat. Jika nilai nominal pengeluaran masyarakat meningkat maka keuntungan perusahaan meningkat. Dengan demikian setoran perusahaan kepada pemerintahan Jokowi akan meningkat.
“Logika semacam inilah yang menjadi dasar pemikiran Jokowi menaikkan harga BBM, Listrik, gas, dll. Dengan kenailkan ini maka setoran perusahaan pedagang energi kepada pemerintahan Jokowi akan meningkat,” tambahnya.
Menurutnya, pemerintah akan memungut pajak yang besar dari perdagangan energi dengan berbagai modus. Meskipun perusahaan yang bergerak dalam bisnis energi adalah perusahaan negara, Pemerintahan Jokowi tidak peduli, tetap menjadi sasaran pemerasan oleh pemerintah. Selanjutnya perusahaan negara tersebut akan memeras daya beli rakyat tanpa ampun.
“Jokowi juga akan mempertahankan barang-barang kebutuhan rakyat yang sebagian besar dipasok dari impor,” urainya.
Kenaikan harga kebutuhan rakyat akan meningkatkan penerimaan importir beras, importir gula, importir kedelai, dan importir segala macam kebutuhan pokok rakyat. Kenaikan harga harga akan semakin menggairahkan importir. Nantinya seluruh kebutuhan rakyat diharapkan dipasok dari impor.
“Produsen nasional satu persatu akan gulung tikar, mengganti perusahaan mereka menjadi perusahaan importir. Pasar bagi barang-barang impor akan semakin luas. Dengan meningkatnya penerimaan importir maka setoran kepada pemerintahan Jokowi akan besar,” tambahnya.
Fokus pemerintahan Jokowi saat ini adalah bagaimana meningkatkan harga beras, kedelai, gula, daging, dll, yang merupakan kebutuhan sehari hari yang sebagian besar adalah barang impor. Produksi petani harus dihabisi, karena jika petani yang produksi, pemerintah tidak bisa mengeruk pajak dan setoran lainnya, baik secara legal maupun ilegal. Namun jika importir yang berjaya maka pemerintah pajak dan setoran lainnya secara legal dan ilegal.
“Jokowi akan mempertahankan daya beli masyarakat yang ditopang oleh kredit konsumsi,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan jika kredit konmsumsi saat ini sangat besar baik itu dalam bentuk kredit card, KPR, kredit properti lainnya, serta kredit kendaraan bermotor. Ditengah penangangguran dan kemiskinan maka satu satunya sandaran masyarakat adalah mengambil utang.
“Utang digunakan untuk belanja keperluan sehari hari. Utang akan membesar. Meskipun bunga sangat tinggi. Bank bank sudah menaikkan suku bunga hingga 2 kali lipat dari BI rate. Dengan meningkatnya kredit maka setoran kepada pemerintah akan bertambah besar,” jelasnya.
Itulah sebabnya mengapa bank-bank khususnya bank asing mengirimkan kredit sampai ke kampung-kampung, menjajalkan kartu kredit sampai ke stasiun kereta dan terminal bus. Meningkatkan utang masyarakat akan menjadi modus bagi pemerintahan Jokowi untuk memburu pajak. Jika masyarakat tidak sanggup bayar masih banyak yang bisa disita, rumah, tanah, dll.
“Jokowi tahu bahwa bagi rakyat Indonesia utang dibawa mati, jadi rakyat bisa diperas pajak, bunga yang sangat tinggi dan pasti bayar,” ujarnya.
Seluruh kebijakan jokowi merupakan langkah progresif dalam meraih target setoran. Mungkin yang disebut oleh presiden sebagai pemikiran out of the box atau mungkin juga out of thinking.
“Yang pasti, bersiap-siaplah menyambut penaikkan harga BBM, listrik dan gas dan berbagai harga kebutuhan pokok menjelang bulan puasa dan lebaran, setinggi langit,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka
















