Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) pada pertengahan tahun depan berencana akan menerapkan kebijakan terkait Giro Wajib Minimum (GWM) baru. Kebijakan ini untuk menggenjot fleksibilitas bagi lembaga perbankan terkait kewajiban penempatan dana GWM-nya di bank sentral.

“Melalui kebijakan parsial GWM Averaging ini, nantinya besaran dana yang ditempatkan di BI dalam setiap harinya bisa dilakukan naik turun. Asalkan rata-rata dalam dua pekan mencapai 6,5 persen,” ujar Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, dalam diskusi “Arah Kebijakan Bank Indonesia 2017” di Jakarta, Kamis (1/12).

Menurut dia, pemberlakuan GWM Averaging ini merupakan langkah BI untuk memberikan fleksibilitas bagi lembaga perbankan.

“Jadi, GWM Averaging ini untuk memberikan fleksibilitas bagi bank dan di satu sisi BI juga akan tetap bisa mengendalikan uang beredar,” kata Mirza.

Dia menjelaskan, saat ini GWM Primer sebesar 6,5 persen atau setiap hari bank-bank harus menempatkan dana di BI sebesar 6,5 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK).
“Kebijakan ini dilakukan Bank Indonesia sebagai langkah mengendalikan uang beredar,” ujar Mirza.

Mirza mengatakan, kebijakan GWM yang baru ini akan dilakukan secara bertahap dengan nama Parsial GWM Averaging.

“Kebijakan ini tidak kami terapkan pada Januari 2017, tetapi akan kami laksanakan di pertengahan tahun depan. Masih perlu sosialisasi terlebih dahulu terhadap industri perbankan,” jelasnya.

Menurutnya, pada saat uang masuk banyak ke Indonesia di periode 2010-2012 diserap BI dengan menaikan GWM dari 5 persen ke 8 persen. Tapi kemudian, saat periode capital outflow membuat likuiditas di perbankan kian mengetat, sehingga BI melonggarkan GWM dari 8 persen ke 6,5 persen.

“Makanya, kami lihat, bahwa kami bisa berikan fleksibilitas pada perbankan untuk kendalikan likuiditasnya, sambil tetap mengontrol uang beredar,” jelas dia.

Dia menambahkan, memang bagi perbakan GWM jadi patokan likuiditas, dan bagi BI untuk melihat pengendalian uang beredar sambil memberi ruang ke perbankan dengan manajemen likuiditasnya dari GWM primer ke GWM averaging.

“Dan kami akan terapkan secara bertahap. Makanya kita namakan parsial GWM averaging. Jadi parsial di komponen-komponen tertentu,” pungkas dia.

(Laporan: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka