Pekerja menata tabung gas elpiji 3 kilogram di Depot and Filling Station LPG Pertamina Plumpang, Jakarta, Selasa (3/11). Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja berharap sekitar 20 persen konsumen gas elpiji bersubsidi tiga kilogram dapat beralih ke elpiji 5,5 kilogram nonsubsidi agar subsidi dapat dialihkan ke infrastruktur, kesehatan, dan lainnya. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./pd/15

Bogor, Aktual.com – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Jawa Barat bersama Hiswana Migas meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram agar lebih tepat sasaran.

“Salah satu penyebab kelangkaan elpiji 3 kg, karena adanya penggunaan yang tidak tepat sasaran, seperti restoran dan rumah makan,” kata Kepala Disperindag Kota Bogor, Achsin Prasetyo di Bogor, Sabtu (11/3).

Achsin menyebutkan, pihaknya mendapatkan laporan dari masyarakat terkait sulitnya mendapatkan elpiji 3 kg di tingkat pangkalan dan pengecer. Untuk memastikan penyebabnya, dilakukan sidak oleh tim Disperindag bersama Hiswana Migas.

Sidak menyasar restoran dan rumah makan yang ada di wilayah Jl Pandu Raya, Kecamatan Bogor Utara. Tim menyusuri sejumlah restoran yang diduga menggunakan gas elpiji 3 kg.

Dari hasil di delapan restoran dan rumah makin, petugas mendapati pemilik atau pengelola menggunakan gas elpiji bersubsidi. Petugas lantas melakukan penyitaan, dan pengelola wajib menukar gas elpiji tersebut dengan gas non sunsidi.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu