Jakarta, Aktual.com – Agenda presiden tiga periode masa jabatan meniru cara berpikir Orde Baru. Cara pandangan itu berkaitan dengan maraknya wacana Jokowi tiga periode saat ini.
“Saya membaca bahwa agenda tiga periode ini sudah meniru cara berpikir Orde Baru, di mana Jokowi akan dijadikan seperti Soeharto lewat kultus individu dan mistifikasi individu terhadap sosoknya sebagai pemimpin,” kata akademisi Mikhael Rajamuda Bataona kepada wartawan, Kamis (24/6).
“Pertanyaannya, jika suatu saat yang terpilih itu bukan Jokowi tapi tokoh lain yang menjadi anti tesis dari Jokowi, apakah orang mau berlama-lama dengan seorang Presiden jenis ini selama 15 tahun?” tambahnya.
Menurut dia, godaan pemimpin-pemimpin Jawa adalah merajakan dirinya lewat kultus individu ini.
“Jadi karena kekuasaan itu sangat menggoda untuk diselewengkan alias ‘tends to corrupt’ maka pembatasan itu perlu dan wajib,” katanya.
Bila Jokowi dikultuskan, maka ini akan berbahaya. Sebab, Jokowi akan menghadapi perlawanan dari citranya sendiri yang dikultuskan yang sebenarnya dia sendiri sudah menolaknya.
Seperti halnya Soeharto yang pernah melakukan itu dan akibatnya negara hancur karena kultus individu terhadap Soeharto dan Orde Baru.
“Artinya kasihan Jokowi. Jangan sampai citranya yang disebut baik dan merakyat oleh para pendukungnya ini sedang dimanfaatkan oleh elit yang punya agenda kekuasaan dan bisnis,” katanya.
Dia menambahkan, jangan sampai terjadi pembelokan wacana yang dilandasi politik kekuasaan dan dioperasikan oleh operator-operator kekuasaan yang sedang berusaha mengamankan kepentingan kekuasaan politiknya dan bisnis mereka setelah 2024.
Karena itu, dia membaca wacana presiden tiga periode sebagai teknik kekuasaan yang dioperasikan oleh operator-operator politik yang dibackup oleh elit dan rezim bisnis-politik tertentu di Jakarta.