Jakarta, Aktual.com – Dewan Kehormatan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, Agum Gumelar menyarankan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi untuk menggunakan pendekatan pemberdayaan dalam memperbaiki olahraga nasional.

“Peran pemerintah ke depan itu menjadi unsur yang memberdayakan, melayani, dan memfasilitasi. Jadi pendekatannya harus memberdayakan,” kata Agum di kantor PSSI Jakarta, Kamis malam (25/6).

Sebagai mantan menteri koordinator politik, sosial, dan keamanan, menteri perhubungan, dan menteri pertahanan, Agum menyarankan Menpora tidak menggunakan pendekatan kekuasaan dalam memperbaiki olahraga nasional, khususnya dalam cabang sepak bola.

“(Menpora) harus memfasilitasi, bukan melakukan pendekatan kekuasaan, itu eranya sudah lewat,” kata dia.

Agum yang merupakan mantan ketua umum PSSI periode 1999-2003 menekankan pendekatan pemberdayaan harus dilakukan oleh pemerintah. “Sekarang harusnya pendekatan memberdayakan komponen bangsa ini, termasuk olahraga, termasuk sepak bola. Jangan pendekatan kekuasaan. Ini sangat prinsip,” kata dia.

Selain itu Agum juga memohon kepada Presiden Joko Widodo untuk mengaktifkan kembali PSSI agar bisa melakukan kewenangannya dalam persepakbolaan nasional demi berjalannya kompetisi di Tanah Air.

“Tolonglah pak presiden kami mohon agar PSSI bisa diaktifkan kembali agar kompetisi bisa berjalan. Karena kompetisi inilah yang menghidupkan banyak manusia yang bekerja dari sepak bola, dan menjadi hiburan bagi kita semua rakyat Indonesia,” ujar dia.

Agum mewakili tokoh sepak bola memberikan pernyataan sikap terhadap kondisi sepak bola nasional saat ini. Pernyataan sikap tersebut antara lain meminta Presiden RI memulihkan PSSI, mendesak agar tidak ada upaya perpecahan dalam tubuh PSSI, dan meminta seluruh anggota PSSI untuk tetap solid dalam kondisi dewasa ini.

Tokoh-tokoh sepak bola nasional yang menyatakan sikap antara lain Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, Mayjen TNI (Purn) Azwar Anas, Mayjen TNI (Purn) Tono Suratman, Mayjen TNI (Purn) Adang Ruchiatna Puradireja, Mayjen TNI (Purn) IGK Manila, Maulwi Saelan, Nurdin Halid, Nirwan D Bakrie, Harbiansyah Hanafiah, Syahril Taher, Surya Dharma Tahir, Widjono Hardjanto, dan Masmun Yan Manggesa.

Artikel ini ditulis oleh: