Jakarta, Aktual.com – Bakal calon Gubernur Usungan Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN, Agus Harimurti Yudhoyono memiliki tolak ukur tersendiri untuk melihat kepribadian seorang pejabat negara. Salah indikatornya ialah pemilihan bahasan saat berkomunikasi dengan masyarakat.
Pandangan ini disampaikan Agus untuk menanggapi perilaku Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu akhir September 2016 lalau.
“Seorang pejabat publik dan pejabat negara harus sensitif jika berbicara tentang agama, apalagi menyangkut kitab suci dan akidah yang diyakini oleh para pemeluknya. Terlebih jika kata-kata itu diucapkan oleh mereka yang berbeda iman dan agama,” jelas Agus saat ditemui di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (9/10).
Pendapat ini menurut anak sulung Susilo Bambang Yudhoyono, perlu dipertimbangkan lantaran tingkat kemajemukan masyarakat di tanah air begitu tinggi. Jika hal ini dilakukan, maka kerukunan antar masyarakat di Indonesia akan terjaga.
“Pemimpin harus menjadi contoh dalam ucapan dan perilakukanya. Kita juga sepakat, dalam kehidupan bangsa yang amat majemuk ini, toleransi dan kerukunan antar umat beragama sangat diperlukan,” ucapnya.
Kata dia, meskipun Indonesia menganut paham demokrasi, isu mengenai suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) masih sangat sensitif di telinga rakyat.
“Bagaimanapun unsur identitas (SARA) dalam kehidupan sosial, dalam batas-batas tertentu masih merupakan isu yang rawan, karenanya harus terus-menerus dikelola dengan bijak,” pungkasnya.(M Zhacky Kusumo)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid