Ahmad Doli Kurnia. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Politisi muda Partai Golongan Karya (Golkar), Ahmad Doli Kurnia menyebut langkah Presiden Jokowi mendadak soan ke kediaman Prabowo, mengumpulkan seluruh Pemred, serta mengundang MUI, PBNU, dan PP Muhammadiyah ke Istana tidak tepat.

Lantaran sikap tersebut tidak sesuai dengan keinginan masyarakat dan terkesan hanya ingin meredam aksi demontrasi 4 November menuntut aparat hukum menindak tegas Gubernur non-aktif Basuki Tjahaja Purnama.

“Yang dihina bukan pak Prabowo. Yang membuat gerakan tangkap Ahok, menasional bukanlah akibat sebaran informasi dari kawan media, atau provokasi MUI, Ormas Islam, dan elemen masyarakat lainnya seperti yang dituduhkan sekelompok orang,” jelas Ahmad Doli Kurnia di Jakarta, Selasa (2/11).

Doli menilai rencana aksi ini murni karena kesadaran masyarakat memahami makna kehidupan berbangsa dan bernegara dalam Al-Quran.

“Yang dihina adalah Al-Quran, Ulama dan Umat Islam,” ungkap Doli.

Terlebih, kata Doli, adanya pernyataan menyudutkan rencana aksi akbar dengan kalimat “adanya gerakan pemaksaan kehendak dan mengganggu ketertiban umum”.

Dengan sikap Presiden saat ini, Doli menilai wajar saja bila gerakan yang terjadi saat ini meluas, tidak hanya kalangan umat Islam saja, tapi sudah melibatkan tokoh politik, tokoh masyarakat nasional maupun lokal, lintas agama, lintas etnis hingga lintas komunitas.

“Seharusnya yang dilakukan oleh Bapak Presiden kita adalah menyampaikan pernyataan terbuka bahwa siapapun yang melakukan penistaan agama harus diproses secara hukum tanpa terkecuali dan memerintahkan kepada Polri untuk ‘Tangkap dan Periksa Ahok’, pungkas Doli.

Musdianto

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan