Jakarta, Aktual.co —Wacana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk memperbolehkan kendaraan roda empat masuk jalur Trans Jakarta dianggap kontraproduktif. 
Pengamat transportasi Danang Parikesit mengatakan sebelum jalankan wacana itu, Ahok disarankannya mempertimbangkan kembali manfaat dan tujuan dibuatnya TransJakarta.  “Jika wacana Pak Gubernur untuk memperbolehkan mobil yang sanggup membayar sejumlah uang masuk jalur Trans Jakarta dilaksanakan, itu kebijakan yang kontraproduktif,” di Jakarta, Senin (2/2).
Dengan memperbolehkan kendaraan roda empat masuk jalur  TransJakarta, menurutnya, akan mengurangi nilai tambah moda transportasi tersebut.. Karena jalur TransJakarta, ujar dia, dibuat dengan tujuan agar moda transportasi itu punya prioritas di jalan raya. “Dengan harapan meningkatkan daya saing angkutan umum dibanding kendaraan pribadi.” Selain itu, kata dia, keberadaan TransJakarta dengan jalur khususnya juga dibuat agar masyarakat pemilik kendaraan pribadi perlahan bisa beralih menggunakan angkutan massal itu.  Namun jika mobil pribadi ternyata diperbolehkan lewat jalur TransJakarta, maka jalur itu akan kehilangan daya saing karena terpengaruh kemacetan. “Yang tadinya bisa 50 persen lebih cepat dari mobil pribadi akan hilang karena dihambat kemacetan juga,” ujarnya.
Gagasan awal untuk memindahkan pengguna angkutan pribadi ke moda transportasi umum jadi tidak efektif. Selain itu pengenaan tarif pada mobil yang masuk ke jalur TJ juga tidak akan mengurangi efek kemacetan yang ditimbulkan akibat percampuran lalu lintas itu.
Danang juga menambahkan jika dana yang dipungut dari mobil yang masuk ke jalur TJ ini dipergunakan untuk membeli bus tingkat gratis baru, maka hal tersebut juga merupakan sesuatu yang percuma karena tidak tersedianya lagi jalan yang steril dari kendaraan pribadi.
“Mau dapat uang banyak, dan bus tingkat gratis banyak, itu juga jadi percuma jika jalanan tetap macet tidak bergerak,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh: