Jakarta, Aktual.co —Meski akhirnya mematuhi Peraturan Pemerintah (PP) No 5 Tahun 2015 agar lima bus tingkat sumbangan pengusaha Tahir beroperasi di Jakarta, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku curiga ada mafia ‘bermain’.
Dia menilai ada beberapa kejanggalan dengan peraturan tersebut yang menyebut berat bus harus berkisar 21 ton-24 ton agar bisa beroperasi. Padahal, ujar dia, kalau mengikuti aturan itu jelas bus TransJakarta tidak bisa beroperasi, karena justru memiliki berat lebih dari itu. Nyatanya, busway tetap bisa beroperasi.
“TransJakarta yang articulatet juga ngelanggar PP loh. Karena gak boleh lebih dari 30 ton padahal itu lebih loh. Makanya lucu kan? Mana bisa orang memenuhi articulatet seperti itu sementara yang lebih ringan nggak boleh. Logika kamu gimana?” ucap Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (2/2).
Ahok mengaku bingung, bus mercedes Benz sumbangan Tahir yang bobotnya lebih ringan, yakni 18 ton, justru tidak boleh beroperasi. “Alasannya nggak masuk. Itu yang saya bingung. Kecuali kamu bilang kalo nggak seimbang dia bisa oleng kena angin. Kalo kena angin oleng, dibawa terbang angin, Mercedes diketawain orang dong. Kalo diisi orang kan jadi berat. Itu aja yang saya protes,” ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.
Alasan lainnya, kata Ahok, bus Weichai asal Tiongkok malah bisa mendapat izin.
“Saya bukan suudzon, saya merasa heran. Orang mau kasih barang. Yang kita tender merek nggak tau di Indonesia, Weichai diterima. Mercedes Benz dari kecil orang tau, masa mau bikin bus main-main sih?” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh:














