Kedua, pada film tesebut, ucapan yang keluar dari mulut Nemo adalah yang baik-baik. Sebaliknya, Ahok tidak segan-segan menyebut isi toilet di tayangan publik, bertengkar mulut dengan warganya di media publik. Dan, yang paling kontroversial, memancing kemarahan umat Islam menista ayat Al quran yang sama sekali di luar domainnya.

Ketiga, Ahok berkali-kali menyatakan dia difitnah. Di sisi lain, di persidangan dia mengakui, bahwa dia memang mengucapkan kalimat seputar surat al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu seperti dalam video itu. Lalu, pada bagian mana fitnah yang dimaksudkannya? Haruskah dia belajar kembali arti kosa kata fitnah dari kamus Bahasa Indonesia?

Simak baik-baik kalimatnya di bawah ini:

“Tuhan mengetahui isi hati saya. Saya hanya seekor ikan kecil Nemo di tengah Jakarta, yang akan terus menolong yang miskin dan membutuhkan, walaupun saya difitnah dan dicaci-maki, dihujat karena perbedaan iman dan kepercayaan saya. Saya akan tetap melayani dengan kasih,” ujar Ahok, jumawa.

Tolong tunjukkan, pada bagian mana kebijakannya dia menolong orang miskin yang membutuhkan? Yang ada, dia justru melakukan penggusuran secara ganas dan brutal pada ratusan titik permukiman kaum miskin.

Bagaimana mungkin dia mengklaim tetap melayani dengan kasih, kalau fakta justru menjunjukkan sebaliknya. Bagaimana mungkin seorang yang mengklaim punya sifat kasih, sama sekali tidak punya empati kepada rakyatnya?

Dia justru menuding ibu-ibu yang menangis karena rumahnya digusur dengan menyebut sedang berakting main sinetron.

Artikel ini ditulis oleh: