Jakarta, Aktual.com – Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ancam copot Kepala Dinas Perhubungan DKI Benjamin Bukit.
Lantaran dianggap tidak mampu berantas keberadaan trasportasi liar ‘uber taksi’ yang hingga kini masih banyak seliweran di Jakarta tanpa mengantongi izin operasional.
Benjamin pun dianggap Ahok berkinerja buruk, sebab tak juga mengambil tindakan tegas meskipun pelat nomor angkutan umum yang berbasis di San Fransisco itu sudah terpantau jelas di CCTV.
“Paling tindak tegas ya diganti ini (pimpinan) Dishub-nya kalau nggak bisa nanganin. Jangankan yang nggak kelihatan (uber taksi), angkot ngetem kelihatan aja kagak dikasih sanksi cabut izin,” kata Ahok di Balai Kota, Senin (16/5).
Selain persoalan angkutan nakal, Ahok juga mempertanyakan kinerja Dishub DKI terkait parkir di IRTI Monas yang hingga kini masih menggunakan uang tunai. Menurutnya sistem pembayaran seperti itu malah membuat jumlah uang parkir yang masuk menjadi tidak jelas. “Kenapa sih ngga mau pakai e-money untuk parkir IRTI Monas?” ujar Ahok heran.
Dishub DKI pun dituding Ahok sengaja mengulur-ulur perubahan sistem parkir di IRTI Monas dari uang tunai ke e-money, lantaran banyak oknumnya yang menikmati uang retribusi.
Diketahui, persoalan uber taksi di Jakarta sudah mencuat sejak 2014 lalu. Menggunakan kendaraan mewah, uber taksi ini melayani penumpang yang memesannya melalui telepon seluler.
Uber taksi menyediakan mobil mewah seperti Mercedes C-Class, Toyota Camry, atau Toyota Alphard untuk melayani konsumennya. Hebatnya, tarif taksi uber disebut-sebut lebih murah dari taksi biasa meski menggunakan mobil mewah.
Yang jadi masalah dan membuat Ahok gerah, uber taksi ogah berganti pelat nomor jadi kuning seperti taksi dan angkutan umum resmi lainnya. Mereka ngotot tetap pasang pelat nomor warna hitam dan tak mau mengajukan izin operasi.
Alhasil, keberadaan taksi jenis ini tak menambah pundi-pundi pendapatan Pemprov DKI dan dianggap merugikan taksi-taksi lain yang resmi dan membayar pajak.
Artikel ini ditulis oleh: