Sekjen PDIP Hasto Kristianto. (ilustrasi/aktual.com)
Sekjen PDIP Hasto Kristianto. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Manika research dan consulting mengatakan berpindahnya haluan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok sebagai petahana dari melalui jalur independen ke partai politik lewat Golkar, Hanura, dan Nasdem pada Pilkada DKI 2017 nanti mempengaruhi para calon pemilih.

Terlebih, ketika belum adanya paket kandidat yang putuskan partai politik dalam menentukan rival petahana.

“Kekecewaan responden terhadap keputusan Ahok yang memilih jalur politik semakin memperkuat dari hasil simulasi pemilihan paket kandidat calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI bila Pilkada DKI dilakukan saat ini,” kata Maganing Director Manika Herzaky Mahendra Putra dalam diskusi survei bertajuk ‘Mengukur Peluang Paket Cagub-Cawagub DKI Jakarta 2017,’ di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (21/8).

“Belum jelasnya paket kandidat Cagub-Cawagub DKI juga turut mempengaruhi sikap pemilih yang masih belum menentukan sikapnya,” tambah dia.

Dikatakan dia, dari survei yang dilakukan pada rentang waktu 6-11 Agustus 2016 dengan sample yang digunakan sebanyak 440 responden yang dipilih dengan metode acak bertingkat (multistage random sampling) yang terbesar di enam wilayah DKI Jakarta, dengan margin error plus minus 4,7 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

“Sebanyak 47,7 persen responden menyatakan Gubernur Ahok tidak konsisten yang memilih jalur partai politik di Pilkada DKI Jakarta 2017,” sebut dia.

Sehingga, ucap dia, bila dilakukan simulasi paket kandidat Ahok-Djarot dengan rival paket pasangan Tri Rismaharini-Sandiaga Uno memiliki posisi seimbang, yakni sebesar 20,9 persen.

“Responden yang mengatakan masih ragu (tentukan pilihan) sebanyaj 45,2 persen dan tidak menjawab sebanyak 13 persen, dan bisa menjadi momentum PDIP untuk mengambil pemilih yang belum tentukan pilihannya (swing voters),” pungkas dia.

(Novrizal Sikumbang)

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang