Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memperlihatkan denah rusun untuk nelayan usai menggelar rapat tertutup di Kantor ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (13/9). Pemerintah memastikan reklamasi di pantai utara Jakarta tetap dilanjutkan. Pemprov DKI akan menjamin kehidupan para nelayan dengan menyediakan fasilitas hunian di rumah susun. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diingatkan bahwa dirinya bukan ‘manusia super’, melainkan hanya manusia dan politisi biasa. Hal itu disampaikan Airlangga Pribadi, dosen politik dari Universitas Airlangga, menanggapi keputusan Menko Luhut Binsar Panjaitan yang didampingi Ahok mengumumkan melanjutkan proyek reklamasi Pulau G, 13 September lalu.

Pasalnya Ahok, usai pertemuan di Kementerian ESDM itu, dengan bangga memperlihatkan kepada wartawan rencana rumah susun tematik bagi belasan ribu nelayan. Alias, bakal ada ribuan pula nelayan pesisir Teluk Jakarta yang akan digusur terkait proyek reklamasi Pulau G.

Kata Airlangga, tindakan Ahok di reklamasi Teluk Jakarta telah membuldozer kepentingan dan hajat hidup kaum nelayan dan hak-hak hidup kaum miskin di Jakarta. “Dia (Ahok) Bukan manusia super seperti yang didengungkan para pembelanya sekarang untuk mentoleransi malpraktik kekuasaan,” tulis Airlangga, Rabu (14/9).

Bukan hanya itu, diakui Airlangga, sepak terjang Ahok di Jakarta telah mengingatkannya akan sosok politisi sipil dan pejabat berseragam jenderal di zaman Orde Baru. “Yang menjadikan rakyat bukan sebagai tujuan pembangunan, tapi justru alat bahkan tumbal pembangunan,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh: